Ketika Kain Kafan Tak Cukup untuk Menutupi Sahabat Kinasih
Karena pengorbanannya, bahkan kain kafan pun tak cukup menutupi tubuhnya yang dipenuhi semangat jihad.

PENGORBANAN luar biasa dari Mush’ab ibn Umair tak sebatas harta dan kemewahan yang ia dapatkan sebelum masuk Islam. Sebagai sosok kinasih di kalangan Kaum Quraisy, Mushab muda adalah idola kaum muda Qurays dan incaran para gadis yang bermimpi menjadi tambatan hatinya. Pakaian yang bagus, kulit halus dan parfum khas yang apabila mushab berjalan dimanapun pasti wangi semerbak dapat dicium orang yang lewat di belakangnya.
Tapi kemewahan itu sekarang sudah digantikan dengan kemelaratan, pakaiannya lusuh dan penuh jahitan, begitu pula dalam kehidupannya makan pun belum tentu dia dapatkan hari ini atau besok. Perubahan gaya hidup Mushab ibn Umair ternyata menimbulkan keprihatinan. para sahabat. Tidak jarang para sahabat yang pernah tahu gaya hidup Mushab sebelumnya meneteskan air mata saat suatu waktu Mushab datang dalam pertemuan dengan pakaian lusuh dan penuh tambalan.
Rasulullah sendiri menatapnya dengan pandangan bijaksana seraya berkata, “Aku telah mengetahui Mushab. Tidak ada pemuda Mekkah yang lebih dimanja oleh orangtuanya seperti dirinya. Kemudian dia meninggalkan semua itu karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya”. Pengorbanan Mushab ibn Umair tidak terhenti sampai di situ, kecintaan kepada Allah dan Rasulnya dia perlihatkan saat panggilan Perang Uhud terdengarnya.
Mushab ibn Umar dengan gagah berani berjihad sebagai pejuang Islam yang luar biasa. Mushab ibn Umair ditunjuk sebagai pembawa panji bendera kaum muslimin di Perang Uhud. Tatkala barisan kaum muslimin kocar-kacir, Mushab tetap bertahan. Tebasan pedang mengena tangannya dan akhirnya terputus satu tangan dan kemudian tangan yang kedua kena tebasan pedang sehingga genap keduanya terputus. Tetapi dengan kedua pangkal lengan panji bendera tetap didekap sebelum akhirnya anak panah menembus dadanya dan akhirnya Mushab ibn Umair sahid.
Setelah perang usai para sahabat mendapatkan jasad Mushab yang masih membungkuk dan akhirnya atas perintah Rasulullah saw jasadnya diminta untuk dikafani, tetapi para sahabat mendapatinya tidak ada kain kafan yang cukup kecuali hanya untuk sebagian angota tubuhnya. Jika kepalanya ditutup, kedua kakinya tersingkap, dan jika kakiknya ditutup, kepalanya tersingkap.
[Mrf]