Kepercayaan Pasar Menguat, Indeks Manufaktur Indonesia Naik

MONITORDAY.COM - Indeks PMI Manufaktur Indonesia pada Januari 2022 tercatat berada di level 53,7. Angka ini naik dibanding bulan Desember 2021 pada level 53,5. Indeks PMI Manufaktur adalah indikator ekonomi yang mencerminkan keyakinan para manajer bisnis di sektor manufaktur.
Indeks ini menggambarkan perkembangan produksi sektor industri manufaktur pada periode tertentu dibandingkan dengan periode dasar. Tujuannya untuk mengetahui perkembangan produksi sektor industri manufaktur dalam level KBLI 2 (dua) digit baik secara nasional maupun provinsi.
Bandingkan dengan kondisi di medio 2021. Tingkat ekspansi di sektor manufaktur Indonesia mencapai rekor baru pada Mei 2021. Ini tercermin dari catatan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang menembus level 55,3 pada bulan Mei, sesuai yang dirilis oleh IHS Markit. Capaian tersebut naik signifikan dibanding bulan April yang berada di posisi 54,6. Angka PMI di atas angka 50 mencerminkan sektor industri sedang ekspansif.
Posisi ekspansi tersebut ditandai dengan permintaan baru, output, dan pembelian yang naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei. Bahkan, aspek ketenagakerjaan kembali tumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang semakin meningkat.
Peningkatan tersebut menunjukkan sektor manufaktur terus membaik selama 5 bulan berturut-turut dan menjadi kontributor terbesar dalam PDB. Sektor manufaktur juga berkontribusi dalam mendorong pemulihan ekonomi semakin kuat.
Perkembangan industri yang ekspansif ini akan terus dijaga dari ancaman varian Omicron yang tengah meningkat di dalam negeri.
Sektor manufaktur diharapkan tetap berkontribusi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sehingga pemulihan bisa terus berlanjut sesuai.
Seiring dengan relatif terkendalinya pandemi, sektor manufaktur Indonesia yang melanjutkan kondisi ekspansi ini ditopang oleh kuatnya kinerja ekspor dan membaiknya permintaan domestik.
Pertumbuhan output didorong oleh peningkatan permintaan dan kondisi produksi yang lebih baik, termasuk dimulainya kembali produksi untuk beberapa sektor yang sebelumnya menghadapi gangguan.
Kuatnya permintaan ekspor tercermin pada indeks permintaan ekspor Indonesia mencatatkan rekor tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Permintaan dalam negeri juga terus mengalami pemulihan. Kapasitas produksi meningkat didorong oleh menguatnya permintaan, telah memberikan dampak positif kepada tingkat penyerapan tenaga kerja.
Aktivitas pembelian stok pasokan tercatat mengalami peningkatan selama lima bulan berturut-turut seiring dengan peningkatan permintaan. Hal ini juga didukung dengan perbaikan waktu pengiriman (delivery time) oleh pemasok yang pertama kalinya kembali ke level di atas 50 sejak pandemi.
Kenaikan indeks harga input mulai melambat dibandingkan bulan Desember 2021. Meskipun demikian, indeks harga input masih relatif tinggi, khususnya bahan baku dan transportasi.
Harga pasokan yang masih relatif cukup tinggi ini berpotensi menahan sektor manufaktur untuk dapat berekspansi lebih jauh lagi di masa yang akan datang.