Kenaikan Aset BSI tahun 2021 sebesar 10,7 Persen, ini Peluangnya

MONITORDAY.COM - Penerapan syariah di bidang ekonomi dan keuangan tampaknya mendapat tempat di Indonesia. Tidak sebagaimana penerapan syariah dalam bidang politik. Buktinya negara memfasilitasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Atas ijtihad menteri Badan Usaha Milik Negara, Bapak Erick Thohir, pada tanggal 1 Februari 2021 diresmikan berdirinya Bank Syariah Indonesia (BSI). Presiden Joko Widodo secara langsung meresmikan berdirinya BSI, presiden saat itu didampingi oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Kehadiran orang no 1 dan 2 di republik ini, menandakan negara memberi ruang akan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah.
Sebagaimana diketahui, BSI merupakan gabungan bank-kank syariah plat merah yaitu Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM).
Setelah penggabungan itu, Menteri Erick memberikan pekerjaan rumah pada jajaran direksi untuk meningkatkan peformanya, guna menggapai target nasional dan global. Menteri Erick menargetkan BSI masuk lima besar Bank di Indonesia dan peringkat 10 besar Global Islamic Bank 2025.
Berdasarkan data dari theasianbanker.com 10 TOP Global Islamic Bank, posisi pertama diduduki oleh Al Rajhi Bank asal Saudi Arabia dengan total asset $124,970 Juta, hasil konversi pada rupiah sekitar 1,794 triliun. Setahun sebelumnya (2020) Al-Rajhi Bank mencatat total asset $ 111.338 juta atau senilai 1.597 triliun rupiah. Sedangkan ururan kesepuluh diduduki oleh Al Baraka Banking Group dari Bahrain dengan total asset $28,168 Juta dalam rupiah nilainya lebih kurang 404,30 triliun rupiah. Setahun sebelumnya (2020) Al-Baraka banking mencatat total asset $26.104 juta senilai dengan 374,63 triliun rupiah. Al-Baraka mampu menaikan asset selama satu tahun yaitu 7,9 persen.
Urutan ke dua hingga kesembilan sebagai berikut: Dubai Islamic Bank asal Uni Amirat Arab, Kuwait Finance House asal Kuwait, Maybak Islamic Bank asal Malaysia, Qatar Islamic Bank asal Qatar, Alinma Bank dari Saudi Arabia, Abu Dhabi Islamic Bank asal UAE, Masraf Al-Rayan, CIMB Islamic Bank asal Malaysia.
Bank Islam di wilayah asia tenggara yang mampu memasuki deretan sepuluh besar bank syariah global adalah Malaysia. Pada tahun 2021, Malaysia mampu menghantarkan dua bank syariahnya yaitu Maybak Bank dan CIMB Islamic Bank masuk 10 top Global Islamic Bank, posisi keempat dan kesembilan.
Marger ketiga Bank plat merah ini, mampu mengantarkan BSI dalam jajaran 10 TOP bank di Indonesia dinilai dari total nilai aset. Posisinya mampu bertengger di urutan ke 7. Secara otomatis BSI mendapat predikat menjadi Bank Syariah terbesar di Indonesia.
Sedangkan, urutan lima besar bank di Indonesia diduduki oleh Bank BUMN yaitu Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Bank Central Asia (BCA) menjadi satu-satunya bank swasta yang bertengger di urutan lima besar di Indonesia.
Berdasarkan data laporan keuangan masing-masing bank yang di publis pada Bursa Efek Indoensia (BEI), Per 30 Desember 2021 total asset Bank Mandiri tercatat sebesar 1,637 triliun, naik sebesar 14,5 persen dibanding tahun lalu (2020) yang tercatat sebesar 1.429 Triliun. Sedangkan Bank Rakyat Indonesia mencatatkan total aset per 30 September 2021 sebesar 1,619 Triliun, naik 1,14 persen dari tahun sebelumnya sebesar 1,511 di tahun 2020.
Bank BCA mencatatkan total aset per 30 September 2021 sebesar 1,169 triliun, naik 8,7 persen dari tahun sebelumnya yang mencatat 1,075 triliun di tahun 2020. Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan total asep per 30 September 2021 sebesar 919,44 triliun naik sebesar 3,1 persen dari tahun sebelumnya yang mencatat aset senilai 891,33 triliun di tahun 2020.
Bank Tabungan Negara (BTN) per 30 September 2021 mencatatkan total asset 368,05 Triliun naik dari tahun sebelumnya berdasarkan data 31 Desember 2021 sebesar 361,20 triliun. Dengan demikian BTN mampu melakukan kenaikan asset hingga triwulan tiga 2021 yaitu 1,9 persen.
Komitmen Erick membesarkan BSI ditunjukan dengan diterbitkannya Letter of Incorporation dari Dubai Internasional Financial Center (DIFC) pada November 2021. Inilah komitmen dari Menteri Erick Thohir untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah di Indoensia.
Kinerja 1 Tahun BSI
BSI kini telah mencapai usia satu (1) tahun, terhitung sejak 1 Februari 2021. Apa saja yang ditorerkan BSI selama setahun ini, ditengah kondisi ekonomi yang belum pulih akibat hantaman Covid 19 yang tak kunjung usai.
Berdasarkan data laporan keuangan BSI yang diterbitkan BEI tercatat total asset per 31 Desember 2021 mencapai 265,28 triliun. Naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencatat sebesar 239,58 triliun. Artinya, dalam kurun satu tahun, BSI mampu meraih kenaikan aset sebesar 10,7 persen. walau ada penurunan aset dibandingkan sepanjang thun 2020 yang mampu menaikan aset sebesar 16,7 persen sepanjang tahun 2020 (1 januari-31 desember), 1 januari aset tiga bank platmerah itu tercatat sebesar 205,29 triliun.
Selain kenaikan aset, BSI juga membukukan laba bersih 3,03 triliun. tercatat, Laba kotor sebelum beban zakat dan pajak mencapai 4,10 triliun. Pada tahun 2020 tercatat laba bersih BSI sebesar 2,19 triliun. Artinya, ada kenaikan 38,45 persen laba bersih BSI tahun 2021 dari tahun lalu. Penyumbang laba dari pengelolaan dana bank sebagai mudharib mencapai 0,9 triliun rupiah.
Bank syariah, memang menjalankan praktik bisnis yang berorientasi pada keuntungan, namun Bank Syariah juga menjalankan praktek pengumpulan dana untuk sosial. Dalam Islam praktek sosial itu dikenal dengan berbagai kewajiban membayar zakat, dan amal kebajikan berupa infak dan shadaqah.
Tahun 2021, BSI mampu mengumpulkan dana (fundraising) zakat sebesar 158,9 milyar. Pengumpulan dana itu terdiri dari internal BSI sebesar 101,68 Milyar sedangkan penggalangan dana dari pihak eksternal yaitu 32,5 milyar dari pegawai bank dan 23,6 milyar dari nasabah/umum. Total Zakat 2021 naik dibandingkan tahun 2020 terkumpul sebesar 110,69 milyar. Artinya, tahun ini tercatat kenaikan sebesar 43,6 persen.
Selain zakat, ada sumber dana kebajikan lainnya. Total dana kebajikan yang terkumpul senilai 72,6 milyar. Pendapatan ini diperoleh dari penghimpunan infak dan shadaqah sebesar 50,2 milyar, pendapatan dari denda 14,3 milyar, serta pendapatan non-halal 7,9 dan berasal dari sumbangan/hibah sebesar 99 juta.
Peluang BSI 10 Top Global Islamic Bank
Sebagaimana yang ditekankan Menteri Erick kepada jajaran direksi, bahwa BSI harus mencapai target menjadi Top lima (5) besar Bank di Indonesia, dan menargetkan pada tahun 2025 masuk dalam peringkat sepuluh (10) Top Global Islamic Bank. Berikut peluang agar BSI mampu meraih impian itu.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membandingkan kenaikan aset. BTN mengalami kenaikan aset selama setahun ini sebesar 1,9 persen, urutan kessepuluh Top Global Islamic Bank Albaraka banking Group dengan kenaikan aset tahun ini sebesar 7,9 persen. BSI pada tahun 2021 keniakannya 10,7 persen, sedangkan tahun 2020 kenaikan aset sebesar 16,7 persen. BTN mencatat total asset tahun 2021 sebesar 368,05 triliun, AL-Baraka Banking Group sebesar 404,30 triliun dan BSI sebesar 265,28 triliun.
Bagaimana cara mengejar jumlah asset bank-bank tersebut, kita dapat mensimulasikan menggunakan pendekatn kenaikan aset. Dengan demikian, diperkirakan total asset BTN pada 2022 mencapai 375,04 triliun, pada tahun 2023 sebesar 382,16 triliun, pada tahun 2024 sebesar 389,42 triliun dan pada tahun 2025 sebesar 396,81 triliun.
Sedangkan BSI (menggunakan kenaikan asset 16,7 persen), diperkirakan pada tahun 2022 mencapai 309,58 triliun. Pada tahun 2023 sebesar 361,27 trilun, pada tahun 2024 sebesar 421,60 triliun, pada tahun 2025 sebesar 492,08 triliun.
Artinya, jika BSI ingin bertengger pada posisi lima besar bank di Indonesia harus mampu menggeser posisi BTN. BSI akan mampu mengejar peringkat lima dan menggeser posisi BTN jika konsisten dengan kenaikan aset pertahun sebesar 16,9 persen.
Jika Al-Baraka Banking Group (BBG) konsisten dengan kenaikan aset pertahun 7,9 persen, maka total aset diperkirakan pada tahun 2022 yaitu 436,23 triliun, pada tahun 2023 sebesar 470,69 pada tahun 2024 sebesar 507,87 triliun dan pada tahun 2025 mencapai asset sebesar 547,99 triliun.
Artinya, dengan konsistensi kenaikan 16,7 persen perthun, BSI dalam jangka waktu empat tahun sulit mengejar posisi BBG. Jika target 2025 harus masuk dalam 10 Top global Islamic Bank, BSI harus konsisten menaikan aset pertahun di atas 20 persen.
Dengan konsistensi kenaikan aset BSI 20 persen pertahun, maka diperkirakan total aset BSI pada tahun 2022 sebesar 318,33 triliun, pada tahun 2023 sebesar 381,99 triliun kemudian pada thun 2024 sebesar 458,38 triliun dan pada tahun 2025 sebesar 550,06 triliun. dengan semulasi ini, pada tahun 2025, BSI mampu menggantikan posisi BBG di posisi 10 Top Global.