Kemendikbud Berikan Bantuan Program Revitalisasi
Revitalisasi SMK diarahkan untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan. Investasi pembangunan SDM berjangka panjang dan tidak bisa instan

MONDAYREVIEW- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan bantuan Program Revitalisasi Pendidikan Kejuruan kepada 219 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bantuan ini sebagai pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK. "Bantuan ini dapat dipakai sebagai stimulan saja. Mohon SMK yang mendapat bantuan segera meningkatkan standarnya, khususnya standar isi, proses, pengajar, dan kompetensi lulusannya," kata Mendikbud Muhadjir Effendi
Muhadjir menyampaikan pentingnya visi seorang kepala sekolah untuk memajukan pendidikan di sekolahnya. Bantuan ini tidak banyak berarti,, jika tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas sekolah agar semakin sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Bahkan, SMK didorong untuk menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). "Karena kalau teaching factory ini tidak produksi dan menjadi inkubator bisnis percuma saja," ujar Muhadjir.
Arah revitalisasi SMK fokus pada kebutuhan industri agar SMK dapat menjawab tantangan dunia usaha dan dunia industri. Deputi III Kantor Staf Kepresidenan, Denni Puspa Purbasari mengapresiasi kinerja revitalisasi SMK yang dilakukan Kemendikbud. "Seluruh elemen dari revitalisasi SMK dilakukan mulai dari need assestment sampai training guru, mengubah kurikulum agar disesuaikan dengan industri, dan rebranding dilakukan dengan baik," jelas Denni.
Menurut Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad, total bantuan revitalisasi SMK sebesar Rp169 miliar. Menurutnya, nanti akan dipilih SMK yang bisa membuat perubahan melalui karya nyata. "Ada enam tugas khusus yang diberikan kepada Kemendikbud. Semuanya telah kita lakukan, sekarang tinggal membina SMK yang telah kita pilih untuk lebih optimal lagi," ujarnya
Terdapat 15 jenis bantuan yang diberikan, yakni bantuan Pembinaan Pengelolaan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi diberikan kepada 219 SMK; bantuan Teaching Factory diberikan kepada 105 SMK, dan; bantuan Technopark diberikan kepada 31 SMK. Kemudian bantuan Pengembangan SMK Pariwisata diberikan kepada 47 SMK; bantuan Pengembangan SMK Kelautan diberikan kepada 25 SMK; bantuan Pengembangan SMK Pertanian diberikan kepada 32 SMK; bantuan Pelaksanaan Pemasaran Tamatan (Job Matching) diberikan kepada 6 SMK.
Selanjutnya, bantuan Pelaksanaan Kelas Industri diberikan kepada 18 SMK; bantuan Pengembangan SMK Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah diberikan kepada 75 SMK; bantuan Pengembangan SMK di Kawasan Industri Nasional/Kawasan Ekonomi Khusus diberikan kepada 15 SMK; bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) diberikan kepada 7 SMK; bantuan Pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS) diberikan kepada 147 SMK; bantuan Peralatan Praktik Kompetensi Kerja diberikan kepada 90 SMK; bantuan Pembangunan Perpustakaan diberikan kepada 7 SMK, dan; bantuan Rehabilitasi Gedung SMK diberikan kepada 25 SMK.
Bantuan ini merupakan hasil analisa kebutuhan dari masing-masing sekolah yang diajukan melalui aplikasi 'Takola' atau tata kelola. Dengan begitu diharapkan SMK dapat mengoptimalkan layanan pendidikan kejuruan untuk menghasilkan lulusan yang dapat diserap pasar kerja.
Salah satu target utama dampak revitalisasi SMK adalah kebekerjaan lulusan. "Saya melihat lulusan SMK itu memang banyak yang terampil. Tapi masih banyak yang tidak siap kerja. Jadi saya titip pendidikan karakter di SMK itu satu saja. Siapkan anak-anak untuk menghadapi dunia kerja," pesan Mendikbud.
Pemberian bantuan Revitalisasi SMK ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, dan kepala sekolah penerima bantuan. Selain dilakukan penandatanganan nota kesepahaman, juga dilakukan bimbingan teknis sekolah sasaran pelaksana program Revitalisasi SMK tahun 2018 yang telah dilakukan pada hari Selasa higga Kamis, 24- 26 April 2018, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.
Mendikbud mengingatkan agar para Kepala Sekolah mendorong branding SMK masing-masing. Seorang kepala sekolah harus mampu menemukan dan mendorong keunggulan komparatif sekolahnya. “Jangan sampai ada SMK yang berdekatan tapi sama, harus bisa membuat yang lebih baik, yang belum ada," kata Muhadjir.
Kepala sekolah yang berprestasi akan diberikan kesempatan untuk menempuh studi non gelar ke berbagai negara melalui mekanisme pembiayaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). "Sudah ada lampu hijau dari Bapak Presiden agar LPDP dapat digunakan untuk pengembangan kompetensi guru dan kepala sekolah non gelar," ungkap Mendikbud.
Untuk memenuhi kebutuhan guru kejuruan yang produktif, Kemendikbud mendorong program keahlian ganda dan program magang guru kejuruan baik di dalam maupun luar negeri. "Ke depan SMK dibolehkan mengangkat praktisi senior yang ahli (senior expert) untuk mengajar atau membimbing praktik. Keterampilan didaktik metodik, pedagogik, dapat diberikan di P4TK," kata Mendikbud.
Menurut Dirjen Dikdasmen, pembahasan mengenai rekognisi para senior expert agar dapat menjadi pendidik kejuruan telah dilakukan bersama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Diharapkan dalam waktu dekat sudah dapat diimplementasikan untuk membantu mengatasi kekurangan guru produktif di SMK.
Pada program Revitalisasi SMK, Kemendikbud juga melakukan sinergi antar unit pelaksana teknis (UPT) yang terdiri dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Kelautan, Perikanan, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Biotrop.
Sinergi terus dilakukan untuk memberikan pendampingan kepada 219 SMK sesuai dengan bidang keahlian yang direvitalisasi. Terdapat 33 SMK Bidang Agribisnis dan Agroteknologi, 25 SMK Bidang Kemaritiman, 47 SMK Bidang Pariwisata, 29 SMK Bidang Seni dan Industri Kreatif, dan 85 SMK Bidang Pendukung Prioritas Pembangunan.