Kemendag Terus Percepat Implementasi Sistem Resi Gudang

Kemendag Terus Percepat Implementasi Sistem Resi Gudang
Kemendag Terus Percepat Implementasi Sistem Resi Gudang/(Foto/net)

MONITORDAY.COM - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong percepatan implementasi sistem resi gudang (SRG) di Indonesia. Hal ini karena dengan kehadiran SRG diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan petani. 

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan, saat membuka Rapat Koordinasi Percepatan SRG Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, Jawa Timur secara daring dari Jakarta pada Rabu (9/6/2021). 

“Pembangunan gudang SRG merupakan bukti komitmen pemerintah yang hadir di tengah petani. Diharapkan SRG dapat menjadi sebuah instrumen yang memberikan manfaat berupa sarana pembiayaan serta sarana tunda jual untuk kelancaran perdagangan komoditas," ujar Wamendag, dalam siaran pers, Kamis (10/6/2021). 

Sementara itu, Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang KomoditasBadan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyampaikan, SRG merupakan manajemen stok dan tunda jual, sekaligus sarana pembiayaan. 

“Pemerintah telah membangun 23 gudang SRG di 17 kabupaten di wilayah Jawa Timur. Tujuannya untuk memicu berkembangnya implementasi SRG di provinsi ini. Hal ini merupakan tugas bersama untuk membuat sistem ini berjalan dan memberikan manfaatnya untuk wargayang memerlukannya,” ungkapnya. 

Widyastuti mengatakan, SRG selama ini sangat berhubungan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. 

Untuk itu, Kemendag terus melakukan pendekatan kepada berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor perbankan agar SRG bisa optimal beroperasi dalam mendukung kestabilan harga dan ketersediaan barang. 

“Sektor perbankan berperan pentingdalam sektor pendanaan dan transaksi. Karena itu kamimengajak perbankan, khususnya BUMN untuk ikut aktif dalam mendukung SRG. Ini untuk kesejahteraan pelaku usaha dan memberikan manfaat yang besar pada konsumen,” kata Widiastuti. 

Dikatakannya, dengan adanya barang yang disimpan di SRG, petani dapat mengajukan pinjaman kepada perbankan, sehingga manfaatnya cukup besar bagi para petani. 

“Untuk itu, diharapkanpara pemangku kepentingan mulai pemda/pemkab/pemkot, asosiasi, dan pelaku usaha untuk bisa memaksimalkan pemanfaatan SRG, dan menyosialisasikannyakepada masyarakat terkait adanya resi gudang tersebut,” tuturnya. 

SRG memiliki potensi ekonomi sangat menjanjikan ika digarap dengan maksimal. Oleh sebab itu, perlu komitmen pemerintah daerahagarimplementasi SRG dapat berjalan secara optimal. 

Hal ini sesuai dengan amanat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021. Peraturan tersebut meliputi program peningkatan sarana distribusi perdagangan, stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan penting, serta pembangunan dan pemasaran produk dalam negeri. 

“Diperlukan sinergitas program pemerintah daerah terhadap prioritas pembangunan nasional dalam bidang perdagangan untuk mendukung terwujudnya implementasi SRG di daerah,” tegas Widiastuti. 

Kemendag telah membangun 123 gudang SRG yang tersebar di 105 kabupaten/kota di 25 provinsi seluruh Indonesia. Dari 123 tersebut, 23 gudang SRG terletak di Provinsi Jawa Timur yang tersebar di 17 Kabupaten. 

Dari 23 gudang tersebut,15 di antaranya telah beroperasi dengan menerbitkan sebanyak 364 resi gudang senilai Rp96,61 miliar dan telah mendapatkan pembiayaan dari bank/Lembaga Keuangan Nonbank (LKNB)sebesar Rp56 miliar. 

Hingga 2021, terdapat 20 komoditas yang dapat disimpan di gudang SRG. Komoditas tersebut yaitu, gabah, garam, beras, gambir, jagung, teh, kopi, kopra, kakao, timah, lada, bawang merah, karet, ikan, rumput laut, pala, kedelai, gula kristal, rotan, dan ayam beku karkas. 

Selain melakukan rakor percepatan SRG, Kemendagjuga melakukan peninjauan beberapa gudangSRG di Jawa Timuruntuk memastikan pemanfaatan gudang SRGagar berjalan maksimal untuk penyimpanan komoditas pangan. 

Peninjauan dilakukan di gudang SRG yang berlokasi di Desa Bakalanpule, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan. Pada gudang tersebuttelahmemiliki calon pengelola gudang yang sudah mendapatkan rekomendasi dari bupati. 

Selain itu, peninjauan juga dilakukan digudang SRG Desa Gesing, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban yang dikelola oleh PTMahkota Surya Nusantara. Widyastuti menyebutkan bahwa terdapat lima faktor agar pelaksanaan SRG dapat berjalan maksimal. 

"Lima faktor tersebut adalah profesionalitas sebagai pengelola gudang SRG, kemandirian pelaku pemilik komoditas, dukungan dan kelengkapan sarana prasarana kelembagaan dalam SRG, adanya akses hulu hingga hilir dalam satu mata rantai resi gudang, serta dukungan dan sinergi pemerintah, baik pusat dan pemerintah daerah,” tandas Widiastuti.