Kembangkan Skema Pembiayaan Pengembangan Homestay dan Desa Wisata, Kemenpar Gandeng SMF
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng perusahaan pembiayaan PT. Sarana Multigriya Financial (SMF) untuk bekerja sama mengembangkan skema pembiayaan bagi pengembangan homestay dan desa wisata di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP).

MONITORDAY.COM - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng perusahaan pembiayaan PT. Sarana Multigriya Financial (SMF) untuk bekerja sama mengembangkan skema pembiayaan bagi pengembangan homestay dan desa wisata di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP).
Asisten Deputi Investasi Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata, Henky Manurung menjelaskan, dalam kerja sama ini SMF berperan sebagai pemberi pembiayaan homestay kepada masyarakat di desa atau lokasi wisata melalui Lembaga Penyalur dan Pemberdayaan Lembaga Penyalur pada area DPP.
“SMF berkoordinasi dengan Kemenpar melalui Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata, melakukan pendampingan kepada Lembaga Penyalur dalam rangka ‘capacity building’ dan peningkatan peran serta masyarakat setempat,” kata Hengky dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/7/2019).
Hengky menjelaskan poin kerja sama dengan PT SMF melingkupi lima hal. Yang pertama terkait fasilitas dan koordinasi terkait dengan kebijakan yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak dalam melaksanakan pembiayaan pembangunan Pondok Wisata (Homestay) di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.
Kedua yaitu pertukaran data dan informasi yang dibutuhkan, ketiga terkait pembiayaan homestay, keempat pelaksanaan regulasi, profiling, promosi dan advokasi investasi, dan kelima monitoring dan evaluasi dalam rangka pertumbuhan pembangunan homestay di 10 DPP.
Ke-10 DPP tersebut yakni, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Risiko dan Operasional SMF, Trisnadi Yulrisman, mengatakan program pembiayaan homestay diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk membangun atau memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan.
“Sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik, tercipta lapangan kerja, sekaligus meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata di wilayah homestay,” katanya.