Kecele Duit Rp 100 Juta, Inilah Sosok Irman Gusman
MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Beberapa waktu lalu publik digegerkan oleh Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap pimpinan lembaga termahsyur di republik ini.

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Beberapa waktu lalu publik digegerkan oleh Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap pimpinan lembaga termahsyur di republik ini.
Ya, KPK menangkap Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Irman Gusman atas dugaan menerima suap sebesar Rp 100 juta dalam kasus impor gula di Sumatera Barat (Sumbar).
Kini, Irman dan para penyuapnya tengah menjalani pemeriksaan intensif di lembaga antirasuah. Kabar terbaru menunjukkan bahwa Irman telah ditetapkan menjadi tersangka.
Perangai Irman yang santun dan ramah senyum membuat publik tak menyangka bahwa dirinya dicokok KPK karena dugaan suap. Terlebih, duit suap yang ditemukan KPK hanya bernilai Rp 100 juta saja.
Di sisi lain, gaji Irman sebagai senator dan pengusaha sukses amat jauh dari nilai suap yang diduga diterimanya. Hal inilah yang membuat publik terhenyak kalau Irman 'kecele' duit sebesar Rp 100 juta.
Irman Gusman lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 11 Februari 1962. Ia adalah seorang negarawan, politisi, pejabat dan pengusaha asal Indonesia. Saat ini, Irman tengah menjabat sebagai Ketua DPD RI periode 2014-2019.
Karier politiknya dimulai sejak tahun 1999 dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) mewakili daerah Sumbar.
Kemudian pada Pemilu 2004 ia dikenal sebagai penggagas berdirinya lembaga DPD RI. Dia juga terpilih sebagai anggota DPD RI mewakili daerah Sumbar dan terpilih menjadi Wakil Ketua bersama Ginandjar Kartasasmita sebagai ketua periode pertama.
Pada periode kedua Irman terpilih sebagai ketua. Ia menyisihkan saingannya anggota DPD asal Sulawesi Tenggara, Laode Ida. Dalam pemungutan suara yang dilaksanakan dalam rapat paripurna DPD di Gedung Nusantara V Jakarta, Jumat 2 Oktober 2009 dini hari, Irman berhasil meraih suara dukungan sebanyak 81 suara sedangkan Laode Ida mendapat 46 suara.
Sedangkan pada pemilihan periode ketiga, Irman kembali terpilih sebagai Ketua. Pemilihan yang digelar Kamis 2 Oktober 2014 itu berlangsung sangat alot. Penentuan Irman sebagai Ketua DPD berlangsung dengan empat kali tahapan.
Penentuan pimpinan DPD ini dimulai pada pukul 14.30 WIB dan berakhir pada pukul 22.30 WIB. Irman akhirnya menang dengan memperoleh 66 suara melawan saingan ketatnya senator asal Nusa Tenggara Barat, Farouk Muhammad yang meraih 53 suara.
Irman dan keluarganya merupakan sosok yang di hormati di tanah minang. Ia putra asli Minangkabau pasangan Gusman Gaus asal Padang Panjang dan Janimar Kamili asal Guguak Tabek Sarojo, Agam.
Ayahnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, sedangkan ibunya merupakan anak dari pedagang emas yang cukup sukses.
Irman sendiri menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia (UKI), dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat.
Kesadaran besar mengenai perlunya akomodasi hak dan kepentingan dalam pemikiran Irman Gusman berasal dari didikan keluarganya yang pluralis.
Ayahnya, Gusman Gaus, adalah salah satu tokoh Muhammadiyah di Sumatera Barat. Meski menjadi tokoh ormas Islam, Gusman Gaus tak segan menyekolahkan Irman di UKI.
Hal itu mengisyaratkan bahwa sejak semula keluarga Irman mendidik anak-anaknya supaya mengenal dan menghargai perbedaan.
Di UKI inilah bakat Irman dalam bidang kepemimpinan terasah. Ia sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa di almamaternya ini. Lepas dari UKI, Irman meneruskan kuliah dalam bidang Master of Business Administration di Bridgeport University. Sepulang dari Amerika Serikat, Irman lebih banyak berkiprah di bidang ekonomi dan sosial. Berkat Irman Gusman, bisnis keluarga Gusman maju pesat.
Selain dikenal sebagai negarawan pejuang daerah, Irman juga merupakan seorang pengusaha ulung. Kariernya sebagai pengusaha dimulai pada tahun 1988, ketika ia terjun ke bisnis milik keluarga PT Khage Lestari Timber.
Pada saat itu ia ditugasi untuk mengembalikan keadaan perusahaan yang terlilit hutang. Berkat kemampuan dan intelektualitasnya, ia berhasil membalikkan posisi keuangan perusahaan menjadi positif. Perusahaan itu akhirnya bisa mengekspor produk-produknya ke luar negeri.
Disamping mengelola perusahaan kayu, Irman juga mendirikan Padang Industrial Park, sebuah kawasan industri yang didirikan di atas lahan seluas 200 hektare. Disini ia sempat menjabat sebagai komisaris utama perusahaan.
Kini, nasib Irman berada di tangan KPK. Dugaan suap yang diterimanya itu memang sempat dibantah oleh dirinya. Namun, KPK telah menjelaskannya bahwa memang benar Irman menerima bungkusan plastik berisi duit sebesar Rp 100 juta dari seorang pengusaha.
FAHREZA RIZKY