Kasus Covid-19 di Titik Tertinggi, Menkes Siapkan Langkah Intervensi

MONITORDAY.COM - Situasi kasus Covid-19 saat ini di Indonesia sudah dititik paling tinggi yakni terkonfirmasi positif lebih dari 20 ribu perhari. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya melakukan langkah-langkah untuk mengintervensi.
Langkah-langkah tersebut antara lain, pertama, memastikan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit (RS) khususnya DKI Jakarta.
“Saya bersama Kepala Polri, Panglima TNI, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Gubernur DKI Jakarta selalu berkoordinasi. Juga memastikan jumlah tempat tidur yang ada mencukupi dan mengikuti jumlah perkembangan yang masuk,” kata Menkes Budi, dalam keterangannya, Jumat (25/6/2021).
Kemenkes dalam satu minggu terkhir sudah mengambil keputusan, salah satunya mengkonversikan tiga RS besar pemerintah untuk 100 persen menangani pasien Covid-19, yaitu RS Persahabatan, RS Fatmawati, dan RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Maka dengan demikian, kata Menkes Budi ada ratusan tempat tidur baru lengkap dengan peralatan, dokter, dan perawat yang berpengalaman untuk bisa melayani para pasien yang sakit di DKI Jakarta.
“Diharapkan minggu ini konversi sudah selesai dan bisa menambah jumlah tempat tidur untuk melayani langsung dan dengan lengkap fasilitas kesehatannya,” kata Menkes Budi.
Langkah kedua, bersama Kepala BNPB dan Gubernur DKI Jakarta mengubah kamar Instalasi Gawat Darurat (IGD) menjadi kamar isolasi. Sehingga peralatan yang normal bisa dilakukan disana untuk menampung pasien-pasien yang masuk RS dan mendpatkan perawatan seperti di kamar biasa.
Sedangkan untuk layanan IGD, pemerintah sudah memutuskan untuk membangun tenda di luar RS. Apabila ada yang ingin mengecek bisa diarahkan ke tenda. Langkah ketiga, menambah tempat isolasi, di Rumah Susun (Rusun) Nagrak dan Rusun Pasar Rumput.
Rusun Nagrak ada empat tower, kapasitas maksimal 4.000 dan akan dimulai 2.000 terlebih dahulu. Sedangkan di Rusun Pasar Rumput akan menambah jumlah kapasitas sekitar 3.000.
“Jadi ada 7.000 tempat tidur isolasi tambahan atau 2 kali lipat lebih banyak dari sebelumnya yang ada di Wisma Atlet. Rencananya, kami akan memindahkan orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan ke Nagrak dari Wisma Atlet,” kata Menkes Budi.
Ia juga mengatakan, Wisma Atlet yang sudah digunakan sejak lama, bisa diupgrade dan akan menangani kondisi menengah. Untuk kondisi berat tetap akan diarahkan ke RS.
“Kita juga akan pastikan disiplin dalam pengisian ini bisa dijaga. Denga demikian diharapkan kapasitas layanan kesehatan baik untuk OTG, bergejala ringan, sedang, hingga berat bisa diatur dengan baik,” demikian Menkes Budi Gunadi.