Kapal Pengawas PSDKP-KKP Lumpuhkan 2 KIA dan 1 Tenggelam di Laut Natuna Utara
Kesigapan Kapal Pengawas PSDKP-KKP yang tak pernah kendor menjaga Wilayah Penelolaan Perikanan Negara Republik Indonesai (WPP-NRI) 711-Laut Natuna Utara patut diancung jempol. Meski 1 KIA pencuri melakukan perlawanan sengit namun berakhir tumbang.

MONITORDAY.COM - Aksi bejat kembali dipertontonkan Kapal Ikan Asing dengan melakukan pencurian ikan menjelang 1 hari ramadhan, kamis (23/4/2020). Tampaknya, Laut Natuna Utara tetap menjadi incaran KIA. Berbagai modus, siasat bahkan penggunaan kekerasan pun dilancarkan demi memuluskan perbuatan mereka.
Namun kesigapan Kapal Pengawas Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP-KKP) yang tak pernah kendor menjaga Wilayah Penelolaan Perikanan Negara Republik Indonesai (WPP-NRI) 711-Laut Natuna Utara patut diancung jempol.
Pasalnya, 1 KIA berbendera Vietnam ini terbilang nekat karena berani melawan Aparat KP PSDKP-KKP, yang tidak hanya provokasi dengan tembakan tapi juga sengaja melakukan penabrakan ke KP PSDKP. Akibatnya, KP PSDKP meberikan perlawanan yang setimpal dan membuat 1 KIA asal vietnam itu tenggelam karena hilang keseimbangan.
Melihat aksi brutal 1 KIA asal Vietnam, Komandan KP Perikaan Orca 03 yang dinakhodai Capt. Mohammad Ma’ruf berhasil melakukan intercept dengan apik terhadap 2 KIA berbendera Vietnam yaitu BD 30942 TS yang ditangkap pada posisi 03° 47,354’ LU – 104° 45,974’ BT serta BD 30919 TS yang ditangkap pada posisi 03°45,730’ LU – 104°46,629’ BT.
Direktur Jenderal PSDKP-KKP, Tb Haeru Rahayu dalam video conference dengan awak media usai meninjau kapal ikan asing ilegal di Pangkalan PSDKP Batam, mengaku prihatin dengan perlawanan 1 KIA asal Vietnam.
Namun KP Perikanan Orca 03 wajib membela diri dan tidak bisa berkompromi dengan KIA yang dengan arogan melawan. Faktanya, langkah-langkah peringatan sudah disampaikan, cara-cara diplomatis telah ditempuh. Namun kesabaran juga ada batasnya. Terlebih KIA ini sudah melanggar, mencuri ikan dan mengancam KP Perikanan, harus ada tindakan tegas atasi ini.
"Langkah-langkah pencegahan kecelakaan telah dilakukan oleh aparat kami namun memang perlawanan yang dilakukan oleh 1 KIA tersebut ibarat aksi Kamikaze sampai berupaya menabrakkan kapalnya ke kapal petugas hingga akhirnya terbalik dan tenggelam," papar Tb yang didampingi oleh tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin.
Dari 1 KIA yang tenggelam diketahui terdapat 2 orang yang ditemukan dalam keadaan sehat yaitu 1 orang Nakhoda dan 1 orang ABK.
Kendati demikian, Tb berharap 4 orang ABK yang informasinya masih belum ditemukan dapat segera ditemukan. Pihaknya pun melibatkan BASARNAS dan MRCC (SAR Malaysia) untuk memastikan 4 ABK tersebut.
”Bapak Menteri telah berkomunikasi dengan Bu Menteri Luar Negeri, dan tentu kami dibawah koordinasi Kementerian Luar Negeri terkait dengan langkah-langkah diplomatik”, jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Pemantauan dan Operasi Armada, Pung Nugroho Saksono menyampaikan bahwa kedua kapal tersebut sejatinya sudah menjadi incaran oleh aparat KKP karena memang sudah terpantau oleh air surveillance yang dilakukan oleh Ditjen PSDKP-KKP.
Teknologi air surveillance ini diklaim sebagai salah satu kunci dalam rentetan penangkapan terhadap KIA dalam beberapa waktu terakhir khususnya saat pandemi COVID-19.
"Penyempurnaan strategi operasi terus kami lakukan dan itu cukup efektif. Dengan pendekatan Sistem Pengawasan Terpadu ini salah satu yang kami perkuat adalah pelaksanaan pemantauan melalui air surveillance," tuturnya.
Lebih lanjut Pung menjelaskan bahwa berbekal informasi dari pelaksanaan air surveillance, Kapal Pengawas Perikaan Orca 03 yang dinakhodai oleh Capt. Mohammad Ma’ruf berhasil melakukan penyergapan terhadap 2 KIA berbendera Vietnam Bersama kedua kapal yang mengoperasikan alat penangkapan ikan purse seine tersebut turut diamankan 12 awak kapal berkewarganegaraan Vietnam.
"Kedua KIA beserta awak kapalnya berhasil diamankan oleh aparat Pengawas Perikanan Ditjen PSDKP dan akan dibawa ke Pangkalan PSDKP Batam untuk melaksanakan proses hukum lebih lanjut," jelasnya.
Di sela-sela konferensi pers tersebut, Pung juga melaporkan Informasi terkini bahwa Kapal Pengawas Kembali melakukan penangkapan terhadap KIA berbendera Filipina dan Taiwan. Penangkapan tersebut terjadi di Laut Sulawesi. Saat ini kapal-kapal tersebut sedang dalam proses Ad hoc ke Pangkalan PSDKP Bitung.
Dengan penangkapan kapal-kapal tersebut, sebanyak 32 KIA ilegal telah ditangkap selama enam bulan kepemimpinan Edhy Prabowo di KKP. 32 KIA ilegal tersebut terdiri dari 15 kapal berbendera Vietnam, 8 kapal berbendera Filipina, 8 kapal berbendera Malaysia dan 1 kapal berbendera Taiwan.