Kado Spesial 75 Tahun Indonesia Merdeka, KKP Kembali Tangkap 3 Kapal Asing Asal Vietnam
Memasuki 75 tahun Indonesia merdeka, Kapal Pengawas KKP kembali menunjukan dharma baktinya untuk negeri, dengan menangkap 3 Kapal Ikan Asing asal Vietnam.

MONITORDAY.COM - Memasuki 75 tahun Indonesia merdeka, Kapal Pengawas KKP kembali menunjukan dharma baktinya untuk negeri, dengan menangkap 3 Kapal Ikan Asing asal Vietnam beserta 26 ABK. Ketiga kapal ini terbukti melakukan illegal fishing di laut natuna.
Penangkapan ini adalah bukti dari langkah KKP melakukan extraordinary action sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Namun, kebijakan diplomatis tetap didahulukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Mulai dari negara pemilik kapal yang melakukan illegal fishing hingga kebermanfaatan kapal yang sudah ditangkap.
Harapannya, hasil penangakan kapal tersebut bisa diperuntukkan untuk kepentingan nelayan lokal, sekolah-sekolah perikanan dan lembaga-lemabaga riset perikanan dan kelautan di tanah air.
" Apresiasi kepada komandan kapal beserta awak atas capaian mereka. Dengan penangkan 3 KIA asal Vietnam ini, sudah 69 KIA berhasil diringkus. Kami juga ingin menjaga mitra dengan negara sesama Asean. Harus ada langkah solutif yang tidak hanya hard approach tapi juga soft approach sehingga memungkinkan kerjasama yang membawa dampak bagi semua pihak," ujar Menteri KKP, Edhy Prabowo saat konferensi pers di pangakalan PSDKP Benoa Bali, rabu (12/08/2020).
Sementara itu, Direktur Pemantauan Operasi Armada PSDKP KKP, Pung Nugroho Saksono yang ikut mendampingi Menteri Edhy saat konferensi pers, mengapresiasi Komandan Kapal Pengawas Orca 3, Hiu Macan Tutul 02 dan Hiu 11 yang tidak kendor menjaga setiap sudut laut Indonesia dari berbagai ancaman KIA illegal yang sengaja mencuri ikan dari wilayah laut Indonesia.
Lebih lanjut, Dir POA PSDKP yang sering disapa Ipunk ini juga mengamini pernyataan Menteri KKP, bahwa penenggelaman kapal butuh biaya yang tak sedikit. Ia menyebut, misalnya, diperlukan setidaknya puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk menenggelamkan kapal pasca putusan pengadilan.
"Harus ada biaya menenggelamkan, ngebor, bakar, cari tempat, kumpulkan orang, kumpulkan media, konsumsi dan sebagainya. Kami memilih opsi rasional saja, tidak perlu kebijakan populis agar dapat penghargaan. Jika mau mengabdi tidak perlu harus dipertontonkan, kami di PSDKP KKP ini memberikan contoh yang baik kepada masyarakat ," tegasnya.
Ipunk juga mengapresiasi kinerja Komandan Kapal Pengawas KKP beserta awak Kapal yang selama ini telah bekerja keras mengawasi perairan Indonesia. Menurutnya, banyak hal luar biasa yang dilakukan para aparat PSDKP-KKP dengan tanpa ada sorotan dari media.
"Biarlah kami berdiri dilaut lepas, menjaga setiap sudut bahari nusantara dari gangguan kapal ikan asing. Jika tidak tercatat di media, tapi anak cucu negeri ini kelak akan tahu, betapa gigihnya perjuangan menjaga laut nusantara karena capaian ini tidak lekang akan waktu, ini laut kita bung karena kami pantang menyerah, jayalah Indonesia," pungkasnya.