Jokowi: Tak Rasional Pemerintah disebut Akan Larang Adzan dan Hapus Pelajaran Agama
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menglarifikasi soal fitnah yang ditujukan kepada pemerintah yang menyebut mereka akan menghapuskan pelajaran agama dan pelarangan dikumandangkan adzan, serta menghalalkan pernikahan sejenis.

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menglarifikasi soal fitnah yang ditujukan kepada pemerintah yang menyebut mereka akan menghapuskan pelajaran agama dan pelarangan dikumandangkan adzan, serta menghalalkan pernikahan sejenis.
Menurut Jokowi, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tidak rasional jika ada wacana kebijakan seperti itu. Menurut dia, siapapun yang ada di pemerintah tidak akan ada yang berpikiran untuk mewacanakan hal tersebut.
“Negara kita ini adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita ini juga punya norma – norma agama, norma – norma kesusilaan, tata krama sopan santun, ya siapapun presidennya ga mungkin berani melakukan itu,” kata Jokowi, seperti dilansir laman setkab, Jumat (15/3).
Hal tersebut dikatakan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu saat memberikan sambutan pada penyerahan sertifikat hak atas tanah di Gelanggang Olahraga (GOR) Sahabudin, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung, Kamis (14/3).
Jokowi mengubau kepada semua pihak agar tidak membuat isu yang membuat masyarakat ini resah. “Marilah kita menggunakan, pemikiran kita, rasionalis kita. Ini engga mungkin, jangan kemakan,” serunya.
Jokowi menambahkan, masuk ke bulan-bulan politik, banyak sekali kabar-kabar fitnah. Untuk itu, Ia mengingatkan masyarakat agar berhati-hati, jangan sampai menjadi pelaku, atau menjadi korban yang mempercayai hal tersebut.
Jokowi menegaskan, bahwa aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, aset terbesar bangsa ini adalah kerukunan, aset dan modal kita ini adalah persaudaraan, ukhuwah baik ukhuwah Islamiyah ukhuwah wathaniyah kita. “Inilah yang harus kita jaga bersama-sama,” tuturnya.
Lebih lanjut, mantan Walikota Solo itu meminta masyarakat agar menggunakan hati nurani, jangan karena kabar fitnah, karena kabar hoaks, karena kabar bohong, kita jadi pengaruh dan meresahkan kita semua.
“Marilah kita menggunakan pemikiran akal sehat kita untuk melihat hal-hal seperti ini, saya titip itu aja. Jangan sampai memecah-belah kita semuanya, karena kabar bohong kabar hoaks, kabar fitnah, yang banyak sekali di media sosial,” ungkapnya.