M. Qodari: Munculnya Poros Ketiga Cenderung Rugikan Prabowo

Direktur Eksekutif Indo Baromater Muhammad Qodari mengatakan, jika diantara Jokowi dan Prabowo jika ada calon ketiga, maka prabowo-lah yang suaranya akan terganggu.

M. Qodari: Munculnya Poros Ketiga Cenderung Rugikan Prabowo
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari

MONITORDAY.COM - Perbincangan terkait Capres-Cawapres semakin memanas. Kedati pilpres masih akan digelar tahun depan, saat ini partai politik masing-masing telah mewacanakan calon yang diusung pada Pilpres mendatang.

Presiden Jokowi telah memantapkan diri untuk maju pada pilpres mendatang, yang hingga kini belum ada nama yang pasti akan menantangnya. Namun Prabowo disebut-sebut bakal maju menjadi Capres unatuk jadi penantang Jokowi. Hingga publik saat ini sudah tahu bersama bahwa pilpres mendatang akan diramaikan oleh dua calon, yaitu Jokowi dan Prabowo.

Akhir-khir ini, muncul wacana adanya akan adanya poros ketiga. Hal tersebut mungkin terjadi jika PKB, PAN dan Demokrat melakukan koalisi dan mengajukan calon presiden sendiri dari kadernya seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Muhaimin Iskandar, atau Zulkifli Hasan. Namun adanya poros ketiga, akan berkibat pada berubahnya hitung-hitungan suara, yang akan berdampak pada terganggunya suara Jokowi atau suara Prabowo.

Direktur Eksekutif Indo Baromater Muhammad Qodari mengatakan, jika diantara Jokowi dan Prabowo jika ada calon ketiga, maka prabowo-lah yang suaranya akan terganggu.

“Yang akan lebih dirugikan itu prabowo, bukan jokowi, katakanlah kalau calon presidennya militer, prabowo terganggu, latar belakannya dari islam, prabowo terganggu juga,” kata Qodari di Kantor ICMI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).

Menurut Qodari, dalam pemilu, berapapun banyaknya calon, pada esensinya hanya dua, yaitu petahana dengan penantang.

“Kalau penantangnya cuma satu, suara yang tidak mau sama incumbent maka akan kumpul di satu orang, tapi kalau penantangnya ada dua ada tiga suara yang tidak mau dengan incumben, maka akan terbelah diantara para penantang,” sambung Qodari.

Jadi yang jelas, menurut Qodari, saat ini calon yang muncul adalah Jokowi dan Prabowo. Jika adanya poros ketiga, sudah pasti yang tidak sepakat dengan petahana, yaitu suara penantang. Makanya suara prabowo sebagai penantang akan terbelah.