Jelang G20, Pemulihan Ekonomi Kreatif Pasca Krisis Perlu Perhatian

Jelang G20, Pemulihan Ekonomi Kreatif Pasca Krisis Perlu Perhatian
Anggota G20 berpose bersama (Dok: istimewa)

MONITORDAY.COM - 2022 merupakan rangkaian dari Road to Presidensi G20 dengan tema besar “Recover Together – Recover Stronger”. Kegiatan ini dilakukan secara hibrida dan dihadiri oleh 22 pembicara internasional dan 16 pembicara nasional. Acara ini juga mendapat dukungan internasional dari British Council (Inggris).

Tujuan event CONNECTI:CITY 2022 ini untuk memperingati momentum solidaritas Asia Afrika, dan arsip Konferensi Asia Afrika sebagai warisan dunia dengan pengembangan jejaring ekonomi kreatif nasional dan internasional dalam upaya pemulihan ekonomi. Selain itu dilakukan kerja sama, sinergi, dan kolaborasi dalam pengembangan kota kreatif dan ekonomi kreatif berupa dukungan promosi, inovasi, dan kapasitas pelaku usaha kreatif Jawa Barat untuk go international melalui event G20 Indonesia 2022.

Hasil dari CONNECTI:CITY 2022 diharapkan terbentuk jejaring, kerja sama, sinergi dan kolaborasi ekonomi kreatif Jabar secara nasional, maupun internasional, dan disampaikan rekomendasi pengembangan ekonomi kreatif terutama untuk negara-negara di bagian selatan dunia (global south) kepada Sherpa G20.

Dalam diskusi panel hari pertama, Senin (14/03/2022) dihadiri sejumlah pembicara internasional yang hadir di Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika Kota Bandung dan melalui daring.

Angelika Frei Oldenburg Head of Project GIZ menyatakan, sektor ekonomi kreatif menunjukkan pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya, bahkan di tengah krisis COVID-19. Sektor ini masih mampu memberikan penghasilan tinggi bagi pelakunya, merekrut pekerja, bahkan bagi para pemula.

"Kami mulai menginfeksi (industri kreatif) pada 2018, berfokus pada pengembangan kapasitas pelaku dan memperkuat ekosistem di beberapa negara Afrika Selatan, Senegal, Kenya, Irak, dan Yordania dengan fokus pada animasi, musik dan mode," ujar Angelika.

Dengan munculnya pandemi COVID-19 kembali memukul industri kreatif binaan mereka, yang kehilangan pendapatan dari tahun ke tahun lebih dari 70 persen. Industri musik yang paling terasa dampaknya.

"Tak ada lagi pemasukan tetap, demikian pula industri gim dan desain digital," tuturnya.