Jazz, Musik yang Kaya Inovasi
Dari film 'La La Land' hingga belajar berdemokrasi dari musik Jazz.

MONDAYREVIEW.COM – Anda sudah menonton film La La Land? Film yang dibintangi Ryan Gosling dan Emma Stone tersebut mengisahkan perjuangan dua anak manusia meraih mimpinya di kota Los Angeles. Sebastian (diperankan Ryan Gosling) merupakan seorang musikus yang memiliki hasrat mendirikan kafe yang memainkan musik-musik Jazz berkualitas.
Dalam film yang diganjar 5 penghargaan Piala Oscar ini, terlihat bagaimana dialektika musik Jazz diperdebatkan. Sebastian misalnya memandang musik Jazz yang dimainkan sekarang tidak orisinil. Sementara itu Sebastian mendapatkan pencerahan dari Keith (diperankan John Legend ) bahwa menurutnya Jazz tidak perlu terpaku dengan masa lalu; sehingga terkekang dengan kebesaran yang ada.
Sebastian pun dengan semangat berapi-api menjelaskan kepada Mia (Emma Stone) bahwa kesegaran dari musik Jazz yakni inovasi dan kreativitas yang senantiasa tertampil di panggung. Sehingga ketika tampil di waktu yang berbeda, perbedaan gaya bermain bisa terjadi.
Berbicara tentang inovasi dan kreasi, mengingatkan saya akan pengandaian yang dibuat Eep Saefulloh Fatah terkait politik Indonesia. Eep menganalogikan sistem otoriter bagaikan orkestra yang dipimpin oleh dirigen. Setiap pemain harus taat pada partitur yang ditetapkan; serta dirigen menjaga setiap pemain taat bermain di melodi yang ditetapkan. Sementara itu menurut pengamat politik yang sekarang menjadi konsultan politik, Eep Saefulloh, musik Jazz bagaikan demokrasi. Musik Jazz memberikan kesempatan untuk berinovasinya dan kreativitas para pemainnya ketika memainkan musik.
Sementara itu berbicara tentang orisinalitas musik Jazz, ajang Java Jazz Festival layak diapresiasi. Dikarenakan semenjak tahun 2005 event ini telah diadakan. Kehadiran Java Jazz Festival memberikan panggung bagi para musikus Jazz untuk menyapa komunitas Jazz. Bahkan dalam artian yang lebih luas, Java Jazz Festival mampu melakukan ekstensifikasi bagi para pendengar. Banyak penikmat musik yang akhirnya jatuh hati pada Jazz.
Event Java Jazz Festival pada tahun ini yang disponsori Bank Negara Indonesia (BNI) menghadirkan sejumlah musikus seperti Sergio Mendez, Chick Corea, Arturo Sandoval, Bebel Gilberto, Afgan, Andien, Hi-Vi, Endah & Rhesa. Sebuah perpaduan yang menunjukkan event ini sama seperti musik Jazz yang terbuka dengan ragam unsur, inovasi, dan kreativitas.
Maka seperti itulah musik Jazz yang menjadi narasi bagi kreativitas dan inovasi. Musik Jazz pun terus bergerak dan beradaptasi dengan zaman.