Jaga Ketahanan Pangan Era Pandemi, Rektor IPB: Stimulus Ekonomi untuk Petani Penting Dilakukan
Pemerintah harus membuat kebijakan afirmatif khususnya untuk petani desa dalam mengantisipasi krisis pangan di era pandemi Covid-19.

MONITORDAY.COM - Rektor Institute Pertanian Bogor (IPB) University, Prof Arif Satria berharap agar pemerintah dapat membuat kebijakan afirmatif khususnya untuk petani desa dalam mengantisipasi krisis pangan di era pandemi Covid-19.
"Stimulus ekonomi khusus untuk petani desa menjadi hal yang penting dilakukan dalam rangka mendorong ketahanan pangan di Indonesia," kata Prof Arif saat menjadi narasumber dalam diskusi virtual yang digelar Kopi Pahit bertema "Ketahanan Pangan di Era Pandemi Covid-19", Ahad (19/04/20).
Lebih lanjut ia menambahkan, terkait produksi pangan mulai April, Mei, Juni, Juli hingga Agustus dapat dikatakan melegakan dada alias terbilang aman. Hanya saja yang jadi persoalan adalah rantai pasok distribusi yang mengkhawatirkan.
"Dari sisi suplai sampai Agustus, berdasarkan data produksi pangan saya kira relatif aman. Yang jadi persoalan saat ini adalah distribusi logistik. Kebijakan PSBB membuat rumah makan tutup, mal-mal tutup, dan pasar-pasar tradisional terbatas, sehingga di tingkat petani walaupun tak masalah distribusinya tapi di masyarakat harga turun. Jika petani jatuh penerimaan turun, pendapatan turun dan ini problem untuk penanaman musim selanjutnya," pungkas Prof Arif.
Terkait hal itu, ia kemudian menyarankan kepada pemerintah agar melakukan 3 (tiga) hal, di antaranya, segera membuat langkah dan upaya kesigapan pangan, memastikan ketersediaan dan distribusi lancar paling tidak tiga bulan kedepan, dan membuat skenario pasca krisis saat pemulihan.
"Maka setelah Agustus ini masalah bukan berarti selesai, justru pasca pemulihan itu yang penting. Karena petani butuh modal untuk berproduksi lagi. Jadi perlu ada langkah-langkah afirmatif. Jadi kalau kita perluas cakupannya bagaimana jaringan pengamanan sosial selama era pandemi," tandasnya.