Jadilah Uswah Hasanah Dan Hadirkan Solusi
Di saat-saat kritis Muhammadiyah hadir memberi solusi. Seperti dalam mencari titik kompromi perumusan dasar negara Pancasila. Bangsa Indonesia saat ini masih menghadapi masalah berat. Diperlukan kerjasama dan pembagian tugas dalam menyelesaikan masalah bangsa sesuai dengan posisi dan peran masing-masing dalam jalinan kebersamaan, sinergi, dan persatuan nasional.

MONDAYREVIEW.COM - Di saat-saat kritis Muhammadiyah hadir memberi solusi. Seperti dalam mencari titik kompromi perumusan dasar negara Pancasila. Bangsa Indonesia saat ini masih menghadapi masalah berat. Diperlukan kerjasama dan pembagian tugas dalam menyelesaikan masalah bangsa sesuai dengan posisi dan peran masing-masing dalam jalinan kebersamaan, sinergi, dan persatuan nasional.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam sambutannya pada acara Milad ke 108 organisasi Islam modernis tersebut pada 18 Nopember 2020.
Lebih lanjut Haedar mengutip Mark R. Woodward, seorang antropolog ternama dari Arizona State University AS, secara khusus menulis “Holidays in the Plague Year: Lesson from the Indonesian Muhammadiyah Movement” (31/3/2020).
Peneliti itu menilai Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi covid-19 telah mengajarkan praktik baik cara beragama yang tekun, taat, dan rasional. Muhammadiyah sigap mempromosikan praktik keagamaan yang adaptatif dalam menghambat penyebaran covid-19.
Haedar juga mengingatkan bahwa perbuatan orang tidak disiplin dapat berdampak luas bagi penularan virus dan keselamatan jiwa orang lain. Jika belum mampu memberikan solusi, setidaknya jangan membikin masalah yang membuat rantai penularan makin menyebar.
Pandangan tajdid yang berwatak modernis dan reformis harus menyatu ke dalam jiwa, pemikiran, sikap, dan tindakan yang membawa kemajuan Muhammadiyah, umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Oleh karena Haedar menggarisbawahi semua elemen bangsa untuk hadir secara nyata sebagai bagian dari solusi.
Pertama, pemerintah di seluruh tingkatan bersama legislatif, yudikatif, TNIPolri, partai politik, dan lembaga lainnya dituntut tanggungjawab politik berjiwa kenegarawanan tinggi. Di antara tanggungjawab dan agenda terberat bangsa saat ini ialah merekat persatuan nasional dan memutus rantai kesenjangan sosial menuju terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kedua, segenap warga bangsa memiliki kewajiban dan tanggungjawab kolektif dalam menghadapi pandemi dan memecahkan masalah negeri dengan semangat gotong royong. Pupuk kebersamaan sebagai keluarga besar bangsa dalam jiwa Persatuan Indonesia dengan mengembangkan kerjasama, toleransi, kepedulian, kesetiakawanan, dan saling berbagi sebagai modal sosial yang penting.
Hidupkan jiwa Bhineka Tunggal Ika dalam relasi antarkomponen bangsa secara autentik. Jauhi egoisme dan kepentingan sempit golongan yang merugikan kemajemukan. Jika terdapat masalah di tubuh bangsa carikan solusi dan titik temu demi keutuhan hidup bersama. Dalam membangun hubungan termasuk melalui media sosial hilangkan hoaks, fitnah, serta benih saling curiga, kebencian, pertikaian, dan konflik yang dapat menambah berat beban masalah bangsa dan terjadinya disintegrasi nasional.
Ketiga, umat Islam dituntut menjadi uswah ?asanah. Semua komponen dan tokoh umat dapat menjaga situasi kebangsaan tetap kondusif, seraya menjauhkan diri dari perselisihan dan segala tindakan kontroversi yang dapat mengganggu keutuhan ukhuwah Islamiah maupun persatuan bangsa.
Keempat, seluruh warga Muhammadiyah : sebarluaskan risalah Islam wasa?iyah-berkemajuan dengan menghadirkan karakter keislaman yang damai, ukhuwah, moderat, luas wawasan, ta‘awun, tasamuh, dan kebaikan kehidupan. Wujudkan beragama yang mencerahkan dengan menampilkan kesalehan dan kemajuan perilaku Islami yang autentik untuk kemaslahatan hidup bersama seiring spirit Milad ke-108: Meneguhkan Gerakan Keagamaan, Solusi Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri!
Acara Milad Muhammadiyah ini dilangsungkan secara blended system. Presiden Joko Widodo memberikan sambutannya secara virtual. Sementara itu secara luring dan dihadiri peserta dalam jumlah terbatas kegiatan dilangsungkan dengan protokol kesehatan yang ketat. Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Masjid At Tanwir Muhammadiyah Jakarta terkoneksi secara digital dengan berbagai titik kegiatan Milad di seluruh Indonesia.
Hadir antara lain Menkopolhukam Mahfud MD, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua PMI dan DMI M Jusuf Kalla, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan beberapa tokoh lainnya.