Inovasi Pembelajaran Kunci Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Inovasi pembelajaran merupakan kunci agar lembaga pendidikan tak tergusur di era teknologi informasi.

MONDAYREVIEW – Inovasi pembelajaran merupakan kunci agar lembaga pendidikan tak tergusur di era teknologi informasi. Dalam kontek pendidikan vokasi, Teaching Factory merupakan salah satu langkah untuk mendekatkan anak didik pada dunia rill industri, seperti yang dilakukan SMK Negeri 7 Semarang.
“Jadwal pembagian kelompok tidak lagi klasikal, satu orang guru paling banyak siswanya 12 orang,” jelas Sudarmanto, Kepala Sekolah SMK Negeri 7 Semarang, pada acara Rakor Revitalisasi SMK 4-6 Desember 2017 di Jakarta.
Kerjasama dengan dunia industri sudah lama diterapkan SMK yang dulu dikenal dengan STM Pembangunan Semarang ini. Inovasi pembelajaran ini disukai oleh para siswa, namun tugas guru menjadi dua kali lebih berat. SMK Negeri 7 Semarang. Saat ini, sudah menjalin kerja sama dengan ada 346 dunia usaha dan dunia industri. Bahkan sudah terpilih sebagai SMK Binaan T-TEP (Toyota Group). Fasilitas untuk institusi T-TEP, antara lain, training manual, pengembangan kurikulum, pelatihan untuk guru, buku panduan teknis Toyota, kesempatan latihan kerja di Toyota, serta fasilitas alat peraga berupa kendaraan Toyota.
Kepercayaan lainnya, SMK ini juga dijadikan tempat uji kompetensi untuk kendaraan ringan, permesinan dan komputer jaringan. Semua lulusan SMK ini yang akan menjadi teknisi diberi bekal kemampuan dasar servis berkala.
“Pada tahun 2016/2017, dari 599 lulusan lebih dari 87 persen yang terserap di dunia kerja. Sisanya, ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi sebanyak 9 persen dan hanya 3 persen atau sebanyak 29 orang yang masih menunggu untuk mendapat pekerjaan. Mereka pun masih mendapat pantauan dan bimbingan dari pihak sekolah,” ujar Sudarmanto.
Dengan semua upaya yang telah terekam tersebut, pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan SMK optimis, bila Indonesia dapat bersanding dengan negara-negara lainnya di dunia dalam menghadapi perubahan besar yang terjadi. Sejumlah program revitalisasi lanjutan pun telah disusun, intinya, SMK di masa depan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Apalagi, bila ke depan sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dapat mendorong revitalisasinya secara lebih mandiri supaya dapat melakukan perubahan yang lebih besar lagi. [Srm]