Inilah Sosok Muhadjir Effendy, Pengganti Anies Baswedan
Setelah sebelumnya disebut-sebut bakal mengisi pos menteri dalam Kabinet Jokowi-JK, nama mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Muhadjir Effendy akhirnya resmi diumumkan menjadi Mendikbud RI menggantikan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Setelah sebelumnya disebut-sebut bakal mengisi pos kementerian dalam Kabinet Jokowi-JK, nama mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. DR. Muhadjir Effendy MAP akhirnya resmi menggantikan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI.
Sosok Muhadjir Effendy dikenal sebagai pendidik dan intelektual serba bisa. Muhadjir Effendy adalah seorang tokoh pendidikan, yang oleh publik lebih dikenal sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan guru besar bidang sosiologi pendidikan di Universitas Negeri Malang (UM). Di samping itu, publik juga mengetahui Muhadjir sebagai seorang pengamat militer, dan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Semasa pelajar ia adalah aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII). Pada saat menjalani kehidupan sebagai mahasiswa, ia berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan di masa kematangan intelektualnya, ia berperan aktif di organisasi kemasyarakatan dan keagamaan modernis, yaitu Muhammadiyah.
Dalam bingkai Muhammadiyah, Muktamar Muhammadiyah 2015 yang terselenggara di Makassar pada Agustus 2015 lalu, telah memberikan makna khusus atau tonggak baru dalam kehidupan Muhadjir Effendy. Karena pada Muktamar 2015, Muhadjir berhasil terpilih menjadi salah satu formatur.
Dalam sistem pemilihan pimpinan di Muhammadiyah, seorang ketua umum tidak dipilih secara terpisah. Pemilihan adalah untuk menentukan tiga belas calon pimpinan dari tiga puluh sembilan nama yang diusulkan oleh anggota Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Tiga belas orang terpilih inilah yang akan menentukan siapa yang harus menjadi nakhoda Muhammadiyah di antara mereka. Dalam rangkaian ini, Dr. Haedar Nashir akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Muhammadiyah periode 2015-2020.
Sementara Muhadjir Effendy, melalui mekanisme tersebut, terpilih menjadi Ketua Majlis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan mendampingi kepemimpinan Haedar dalam masa lima tahun mendatang. Dengan posisi ini, Muhadjir harus membawahi lebih dari 170 perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) dan ribuan sekolah dasar dan menengah yang tersebar di seantero wilayah di Indonesia.
Hasil tersebut, sebetulnya telah jauh hari diperkirakan kalangan Muhammadiyah, mengingat rekam jejak MUhadjir Effendy dalam dunia pendidikan. Seperti diketahui, Muhadjir dikenal sukses menahkodai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang masuk sebagai universitas swasta terbaik di Indonesia, yaitu Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Tak seperti perguruan tinggi lainnya di Indonesia, yang biasanya terpenjara dengan sosok guru besar dan popularitas calon rektornya. Universitas Muhammadiyah Malang kala itu, justru memilih Muhadjir yang notabene tak sepopuler rektor-rektor lainnya.
Tapi mungkin disitulah kunci kesuksesannya, Muhadjir menjadi lebih leluasa dan tak terpenjara dengan rentetan gelar akademik dan popularitas. Ia pun fokus membangun UM Malang menjadi perguruan tinggi swasta yang terkemuka di tanah air.
Berkat pengalaman dan pemahaman mendalam tentang tradisi dan potensi yang dimiliki UM Malang, Muhadjir pun dapat menyejajarkan namanya dengan para pendahulu seperti Prof Malik Fadjar, Prof Imam Suprayogo, Haji Sukiyanto (almarhum) dan Kiai Haji Abdullah Hasyim.
Dari sosok Muhadjir Effendy dan pengalamannya mengelola perguruan tinggi, kita dapat petik pelajaran berharga sekali, bahwa tak perlu popularitas atau gelar semata untuk memajukan dunia pendidikan di tanah air, namun yang terpenting adalah totalitas serta kemampuan manajerial yang baik.