Industri Keramik Indonesia Berjaya di Yaman
secara umum situasi politik dan keamanan di Yaman masih belum kondusif, namun khusus di kawasan Hadramaut dianggap cukup kondusif.

MONDAYREVIEW.COM- Bisnis impor produk keramik dari Indonesia di Yaman terbilang berkembang pesat. Pasalnya permintaan produk keramik terus meningkat dari tahun ke tahun. Demikain disampaikan Mohammed Saleh Obaid Albhbih, Director of Import & Export, Albhbooh for Import Construction Tools, Fuwah, Mukalla, Hadramaut seperti dikutip laman resmi Kemlu.go.id, Selasa (30/05).
Mohammed mengatakan bahwa dirinya sejak tahun 2011 telah menjalankan usaha impor keramik dari luar negeri. Pada awalnya, dia mengimpor keramik dari Tiongkok dengan pertimbangan harga yang murah.
Namun sejak tahun 2015, berkat ajakan salah satu rekan di Indonesia menjajaki produk keramik di Indonesia. Dari beberapa produsen keramik yang dikunjungi, dia terkesima dengan kualitas keramik yang ditawarkan oleh PT. Keramik Diamond Industries di Surabaya.
“Keramik dari perusahaan ini memiliki kualitas tinggi dan tergolong harga murah,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan pada tahun 2015 perusahaan mengimpor produk keramik dari Indonesia sebanyak 7 kontainer. Namun seiring berjalannya waktu ternyata permintaan pasar terus meningkat. Sehingga pada tahun 2016 impor pasokan keramik dari Indonesia semakin meningkat mencapai 60 kontainer. Dan pada tahun ini dia menargetkan hingga 100 kontainer.
“Pada tahun 2017, hingga bulan Mei ini perusahaan Albhbooh telah mengimpor sebanyak 40 kontainer. Per kontainer dapat mencapai 27 ton tergantung dari jenis ukuran kontainer dengan harga kisaran US$4500 - $7000,” jelasnya.
Ia menuturkan dalam menjalin bisnis impor keramik ini, terdapat satu kendala yang menjadi perhatian. Yakni tingginya biaya transportasi laut dari pelabuhan Surabaya ke Mukalla atau Salalah. Dikemukakan untuk tujuan Surabaya-Mukalla, biaya transportasi laut per kontainer mencapai US$1900, sedangkan tujuan Surabaya-Salalah biaya transportasi laut mencapai US$1300.
Dalam pertemuan juga disinggung pula terkait situasi politik dan keamanan terakhir di Yaman. Ia mengungkapkan bahwa secara umum situasi politik dan keamanan di Yaman masih belum kondusif, namun khusus di kawasan Hadramaut menurutnya dianggap cukup kondusif, walaupun masih rentan terhadap berbagai resiko dampak dari ketidakstabilan politik dan keamanan di Yaman secara keseluruhan.
Pada kesempatan yang sama KUAI KBRI Sana'a, Sulthon Sjahril menyambut positif usaha importir keramik yang dijalankannya oleh perusahaan Albhbooh meskipun gejolak konflik bersenjata di Yaman masih terus berlangsung hingga saat ini, namun animo menjalin bisnis khususnya dengan Indonesia masih sangat besar.
“Semoga situasi politik dan keamanan di Yaman dapat segera kembali kondusif sehingga masyarakat Yaman dapat kembali membangun perekonomian mereka,”harapnya.
Lebih lanjut ia juga akan mengundang kedua pengusaha tersebut untuk turut hadir pada kegiatan 32ndTrade Expo Indonesia di bulan Oktober mendatang. Dalam tanggapannya, kedua pengusaha tersebut tampak antusias dan tertarik untuk turut hadir dalam TEI mendatang.
Perlu diketahui Pada tanggal 28 Mei 2017, KBRI Sana'a menerima kehadiran 2 (dua) tamu warga negara Yaman yang berprofesi sebagai pengusaha. Kedua pengusaha tersebut adalah Mohammed Saleh Obaid Albhbih, Director of Import & Export, Albhbooh for Import Construction Tools, Fuwah, Mukalla, Hadramaut dan Sami Awadh Ali Bashaib, Director of Purchases, Bashaib for Import Household Utensils, Mukalla, Hadramaut. Dan mereka langsung sambut oleh Sulthon Sjahril, KUAI KBRI Sana'a, yang didampingi oleh Muhaimin Ahmad Yasin, Staf Ekopensosbud KBRI Sana'a.