Indonesia Pimpin Persiapan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia
Penting mengubah tantangan menjadi peluang dengan menghubungkan sektor kreatif, meningkatkan akses industri kreatif kepada inklusi keuangan, dan memperkuat kolaborasi internasional.

MONITORDAY.COM - Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan bahwa Indonesia harus dapat memimpin persiapan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia 2021 yang telah ditetapkan oleh PBB. Peringatan tersebut ditetapkan melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 74/198 yang diinisiasi oleh Indonesia.
“Indonesia harus mampu mendorong implementasi Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia tahun 2021 secara efektif bagi pemulihan sektor ekonomi kreatif maupun ekonomi dunia,” kata Mahendra, dalam keterangan tertulis, Jumat (13/11).
Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan pertemuan Friends of Creative Economy (FCE) yang berlangsung pada (11/11). Pertemuan tersebut berlangsung pada 11-12 November 2020 atas inisiasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Kementerian Luar Negeri RI.
Acara tersebut dilakukan secara langsung di Serpong, Indonesia, dan juga secara virtual, dengan diikuti 55 negara dan 8 organisasi internasional. Peserta pertemuan berasal dari berbagai latar belakang, antara lain pelaku ekonomi kreatif, pemerintah, organisasi internasional termasuk PBB dan ASEAN, dan akademisi.
Pembahasan FCE terpusat pada persiapan pelaksanaan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia 2021.
Sehubungan dengan potensi peranan ekonomi kreatif bagi pemulihan ekonomi global, Indonesia mengusulkan tema "Inclusively Creative: A Global Recovery" bagi pelaksanaan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Dunia 2021.
Mahendra Siregar menekankan pentingnya mengubah tantangan menjadi peluang dengan menghubungkan sektor kreatif, meningkatkan akses industri kreatif kepada inklusi keuangan, dan memperkuat kolaborasi internasional.
“Pelaksanaan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif harus bersifat inklusif dan berorientasi pada tindakan,” kata Mahendra.
Indonesia juga merencanakan penyelenggaraan pertemuan dunia di sektor ekonomi kreatif, yaitu pertemuan kedua World Conference on Creative Economy (WCCE) di Bali, Indonesia, pada pertengahan 2021.
"Inklusivitas berasal dari keyakinan kami bahwa dengan memberikan kesempatan yang sama tanpa memandang latar belakang, ekonomi kreatif akan menjembatani kekompakan antar masyarakat," kata Wamen Parekraf Angela H. Tanoesoedibjo.
"Pandemi telah memicu disrupsi digital, dan kini saatnya mengatasi tantangan dan menangkap peluang digitalisasi serta pengaruhnya terhadap sektor ekonomi kreatif," tambah Angela.