Indonesia Ajak Seluruh Anggota OKI Tuntaskan Masalah Rohingya
Krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar menjadi perhatian penting bangsa Indonesia.

MONDAYREVIEW.COM- Krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar menjadi perhatian penting bangsa Indonesia. Indonesia mendorong krisis kemanusiaan tersebut harus segera disudahi.
Dorongan tersebut pun terus disuarakan pada level intenasional. Misalnya pada forum Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Indonesia mengajak seluruh anggota OKI untuk melakukan aksi-aksi nyata dan melakukan pendekatan yang konstruktif untuk membantu penduduk di Rakhine State, serta membantu seluruh pihak di Myanmar untuk menyelesaikan root causes dari situasi yang dialami kelompok Rohingya tersebut.
Terkait hal ini, Indonesia mendorong OKI untuk menerima usulan strategi Indonesia untuk penyelesaian masalah Rohingya melalui pendekatan "4+1", yaitu (1) mengembalikan stabilitas dan keamanan; (2) menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan; (3) perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State, tanpa memandang suku dan agama; dan (4) pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan kemanusiaan ditambah satu elemen lainnya adalah pentingnya agar rekomendasi Laporan Komisi Penasehat untuk Rakhine State yang dipimpin oleh Kofi Annan dapat segera diimplementasikan.
Berbagai usulan Indonesia tersebut pada akhirnya telah dimuat dalam dokumen "OIC Chairman's Summary Report of the Meeting of Heads of State and Government on the Rohingya Muslim Community in Myanmar" yang disahkan oleh para anggota OKI di sela-sela berlangsungnya KTT OKI Pertama mengenai Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi, di Astana, Kazakhstan, 10-11 September 2017.
Selain memuat berbagai usulan Indonesia tersebut di atas, Dokumen OKI yang awalnya digagas oleh Presiden Turki, selaku Ketua OKI periode 2016-2019, juga telah memuat berbagai posisi negara-negara OKI mengenai situasi di Rakhine State, Myanmar.