Imam Masjid ICC Amerika Serikat: Makna Cinta dan Perdamaian Makin Kuat Dengan Hadirnya Covid-19

Ada makna tersirat dengan hadirnya Covid 19. Umat manusia semakin sadar betapa pentingnya cinta dan perdamaian.

Imam Masjid ICC Amerika Serikat: Makna  Cinta dan Perdamaian Makin Kuat Dengan Hadirnya Covid-19
Imam Shamsi Ali (dok : Imam Shamsi Ali)

MONITORDAY.COM - Sejak kehadiran Virus Corona atau Covid-19 di Wuhan dan merebak ke berbagai belahan dunia, pendiri Pesantren Nur Inka Nusantara Madani Amerika Serikat, Imam Shamsi Ali melalui pesan singkatnya kepada monitorday.com, kamis (2/4/2020) waktu Amerika Serikat, menilai umat manusia, apapun agamanya, tampaknya lalai dan gagal paham. Seharusnya ucapkan "terima kasih wahai Corona". 

"Kehadirannya mengingatkan kita tentang kelemahan diri sendiri dengan berbagai keterbatasan dan ketidakmampuan. Umat manusia diingatkan betapa pengetahuan dan ilmu yang dimiliki sangat sedikit dan terbatas," kata Shamsi Ali yang juga Imam di Islamic Cultural Center (ICC), masjid terbesar di New York, Amerika Serikat.

Eksistensi Tiada Batas

Menurut Shamsi, kehadirannya menyadarkan umat manusia akan eksistensi kekuatan yang tiada batas. Betapa di balik tirai kasat ini ada Dia Yang Maha Menguasai, Mengetahui, dan Mengatur segalanya tanpa batas. Keterbatasan, kelemahan dan ketidakmampuan manusia sekaligus menunjukkan adanya Dia yang tiada batas, Maha Kuat, dan Maha Mampu dalam segala hal tanpa batas.

Putra asal Makasar ini pun mengingatkan akan kenikmatan hidup. Bahwa hidup ini sebuah karunia yang harus disyukuri. Hidup bukan "sim salabim". Tidak hadir dengan sendirinya. Melainkan karena karunia Pemilik langit dan bumi. Dia berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan akan diambilnya kapan saja dari siapa yang dikehendaki-Nya. 

Kehadiran Covid-19, kata dia, menyadarkan umat terkait hakikat hidup yang sesungguhnya. Bahwa hidup itu beragam warna. Pada setiap warna ada nilai yang tersembunyi atau rahasia-Nya tetap tersembunyi di langit. 

"Tapi kami sadar apapun warna dari kehidupan itu, pastinya memiliki nilai yang indah dan mahal," ucapnya. 

Selanjutnya, ia memandang kehadiran virus ini menyadarkan umat betapa hidup ini memiliki batasan. 

"Sebagai hamba yang serba terbatas ini, kita wajib yakin bahwa kehidupan sejati itu ada di masa depan. Sebesar dan sehebat apapun dunia yang kita tempati saat ini, semua itu bukan tujuan karena hidup ini akan berakhir pada masanya," lanjutnya. 

Indahnya Ukhuwah 

Wabah ini seolah membangkitkan kesadaran umat manusia untuk diam sejenak dan merenungi betapa indahnya perdamaian. Diketahui, beberapa dekade terakhir pihak-pihak yang berkonflik sangat sibuk dengan umpatan-umpatan dan ego yang tak berkesudahan. Konflik di berbagai belahan dunia terhenti untuk sementara waktu. Semua energi tertuju kepada virus yang ukurannya hanya 500 mikrometer. 

"Virus ini merengkuh kesadaran tanpa melihat dari mana asalnya, bangsanya, negaranya, agama dan budayanya, bahwa nilai dari persaudaraan dan pertemanan kami selama ini sangat penting. Betapa di saat-saat kami harus terpisah, terasa kerinduan itu. Kerinduan kepada saudara dan sahabat. Hubungan persaudaraan itu adalah karunia Ilahi. Dialah yang menjinakkan hati-hati ini dalam ikatan cinta ukhuwah itu," tuturnya.

Duhai Allah SWT Sang Pencipta, Kami Rindu 

Ada makna tersirat yang membuka cakrawala mata dan hati ini. Kehadirannya, mengingatkan hati umat ini perih karena terpisah dari rumah-rumah Allah. Rindu suara adzan. Rindu ruku dan sujud bersama saudara-saudara seiman. Rindu saling bersalaman dan melempar senyuman kepada sesama. Kerinduan itu menyayat qalbu. 

Aktivis dakwah yang gigih memperkenalkan moderasi beragama kepada wakil rakyat Negeri Paman Sam ini mengungkapkan bahwa kekuatan militer, ekonomi, dan poltiik, serta semua wujud kekuatan itu tidak ada tanpa kekuatan Yang Maha Kuat segala hal. 

"Kini kami sadar bahwa "super power" itu ilusi manusia. Tidak ada yang super melainkan Dia Sang Pengendali langit dan bumi," ungkapnya. 

Fakta saat ini, kehadiran Covid-19 membuat ambruk perekonomian dunia dalam sekejap. Menghapus jutaan lapangan kerja dan sumber hidup manusia. Wall Street dan pusat-pusat keuangan dunia tergoncang dan berjatuhan ambruk dalam sekejap.

Bahkan kekuatan militer sang adì daya itu tiada daya dalam menghadapi makhluk kecil itu. Kekuatan bom nuklir tiada daya di hadapan makhluk terkecil sang Maha Kuasa. 

Covid-19 telah mengingatkan akan tanggung jawab sosial umat manusia yang sering terabaikan. Acuh tak acuh, hilangya saling tolong menolong, disparitas si miskin dan si kaya, dan apapun profesi dan latar belakang umat, membungkam nadir kesombongan manusia. Amukan virus ini tidak melihat latar belakang. Pemerintah dengan berbagai opsi seperti Lockdown, Social Distancing, Physical Distancing atau apapun namanya memiliki tujuan baik yakni menjaga umat manusia. Walau terpisah, tapi jiwa dan hati tetap menyatu dalam kasih dan ikatan iman. "Kami tetap bersama dalam cinta dan doa," tegasnya. 

Shamsi yang dikenal di kalangan Biro Intel Amerika Serikat (FBI) ini menghimbau, dengan adanya wabah ini, pastikan kebersamaan dan persatuan di tengah cobaan dan kesulitan. Umat harus disadarkan bahwa saat ini perang semesta melawan satu musuh bernama Covid-19. Di masa depan, di saat Corona telah menghilang, musuh bersama itu tetap ada.

Musuh Terbesar Pasca Covid-19? 

Namun ada musuh yang lebih besar pasca Covid-19 ini. Apa itu? Kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan, adalah musuh bersama umat yang harus diperangi bersama. 

Dunia yang dihidupi umat manusia ini unik dan semakin kecil. Dunia yang erat dalam ikatan tidak lagi terpolarisasi dan terpisah, tapi menyatu dalam satu kata: dunia global

"Menyadarkan kita semua termasuk rekan-rekan awak media bahwa tendensi nasionalisme sempit dan kebanggan ras (racial pride atau rasisme) adalah sikap rendah dan hina. Sesungguhnya hanya ada satu supremasi, Dia Yang Berkuasa secara mutlak," pesannya.

Optimisme harus terus dibangun. Setiap masalah pasti ada solusi. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Dia Yang Maha Kuasa sedang menguji hamba-Nya. Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, telah diberikan kemampuan yang lebih dari makhluk lain. Karena sesungguhnya Dia ingin manusia berpikir dan mencari solusi terbaik namun tetap berserah pada-Nya.