Hubungan Pemimpin dan Rakyatnya
Hubungan Pemimpin dan Rakyatnya

ANTARA pemimpin dan rakyat seharusnya memiliki hubungan yang saling membantu dan menguatkan. Segala urusan rakyat itu menjadi tanggung jawab utama pemimpinnya. Untuk mengurusnya agar lebih efektif maka penguasa memberlakukan aturan-aturan agar dilaksanakan oleh rakyatnya. Lantas bagaimana sikap rakyat terhadap pemimpinnya.
Allah Swt. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah oleh kalian Allah, Rasul, dan Ulil Amri (penguasa) di antara kalian.” (QS. An-Nisa [4]: 59). Ayat ini menjelaskan bahwa kaum muslimin harus menaati pemimpinnya sebagai konsekuensi keimanannya.
Namun ketaatan tersebut hanya berlaku dalam konteks ketaatan kepada Allah Swt., bukan dalam konteks kemaksiatan kepada-Nya. Rasulullah saw. bersabda: “Tak ada ketaatan kepada orang yang tidak menaati Allah Swt." (HR Ahmad).
Rasulullah saw. juga bersabda: “Tak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Allah.” (HR Muslim).
Ketertiban dan keamanan dalam masyarakat dapat terjadi apabila adanya hubungan yang harmonis antara penguasa dan rakyatnya, berupa saling menasihati dan saling menguatkan antara satu dengan yang lain. Di antara keduanya pun harus memiliki kesadaran, bahwa pihak yang satu adalah seorang pemimpin, dan yang lain adalah pihak yang dipimpin.
Bentuk kesadaran untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara pemimpin dan rakyatnya tampak pada pidato yang disampaikan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Inilah pidato yang pertama kali beliau sampaikan ketika menjadi Khalifah, sebagai pengganti Rasulullah saw: "Wahai manusia, sesungguhnya aku telah diangkat untuk menjadi pemimpin kalian, sementara aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Karena itu jika aku berbuat baik, maka dukunglah. Dan jika aku berbuat buruk, maka cegahlah. Taatilah aku selama aku menaati Allah dan Rasul-Nya. Jika aku bermaksiat kepada Allah dan rasul-Nya, maka ingatkanlah aku dan janganlah kalian menaatiku.”
Sedangkan ketika menjadi khalifah, Umar bin Khattab ra menyampaikan: “Wahai manusia, siapa saja di antara kalian yang melihatku menyimpang, maka luruskanlah aku.”
Demikianlah betapa pentingnya sosok pemimpin yang memahami hubungan antara dirinya dengan rakyatnya. Seorang pemimpin adalah yang disukai rakyatnya dan bahkan senantiasa mendoakannya, dan begitu pula sebaliknya. Dari Auf bin Malik al-Asyai, Rasulullah saw. bersabda: ”Sebaik-baik pemimpin kalian ialah mereka yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian; mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka.” (HR Muslim).