Esensi Pendidikan Islam

ESENSI pendidikan Islam bertujuan memimpin manusia ke arah akhlak mulia, dengan memberikan kesempatan keterbukaan terhadap pengaruh dari dunia luas. Dan perkembangan dalam diri manusia yang merupakan kemampuan dasar yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah SWT.

Esensi Pendidikan Islam

   ESENSI pendidikan Islam bertujuan memimpin manusia ke arah akhlak mulia, dengan memberikan kesempatan keterbukaan terhadap pengaruh dari dunia luas. Dan perkembangan dalam diri manusia yang merupakan kemampuan dasar yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah SWT.

                Selanjutnya menurut Munardji dikutip dari H. Djumberansjah Indar: "Bahwa untuk memahami pendidikan agama Islam lebih mendalam, maka tentu amat mustahil tanpa terlebih dahulu memahami Islam itu sendiri, sebagai kekuatan yang memberi nilai penting  bagi peradaban, salah satu buahnya ialah pendidikan. Adapun al-Ghazali walaupun belum merumuskan pengertian pendidikan secara jelas. Namun, secara spesifik, Al-Ghazali menjelaskan: ”Sesungguhnya hasil ilmu ialah mendekatkan kepada Allah, Tuhan semesta alam, menghubungkan diri dengan ketinggian malaikat dan berhampiran dengan malaikat tinggi...”.

                   Dari pengertian tersebut di atas, menurut analisis Abu Rusdi dikutip oleh Syaefuddin,  kata ”hasil”, seperti tertera dalam kutipan pertama di atas, menunjukkan proses, kata ”mendekatkan diri kepada Allah” menunjukkan tujuan dan kata ”ilmu” menunjukkan pada alat. Adapun kutipan kedua merupakan penjelasan mengenai alat, yakni disampaikannya dalam bentuk pengajaran.

                Dengan demikian, pandangan Al-Ghazali mengenai pendidikan agama Islam adalah sarana bagi pembentukan manusia yang mampu mengenal Tuhannya dan berbakti kepada-Nya. Dalam pandangan Al-Ghazali dinyatakan bahwa manusia yang dididik dalam proses pendidikan hingga pintar, namun tidak bermoral, orang  tersebut dikategorikan sebagai orang bodoh, yang hidupnya akan susah. Demikian pula, orang yang tidak mengenal dunia pendidikan, dipandangnya sebagai orang yang binasa. Pandangan ini berdasarkan pernyataan Abu Darda, salah seorang sahabat Nabi, yang dikutip oleh Al-Ghazali dalam bukunya: ”Orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu berserikat pada kebaikan. Dan manusia lain adalah bodoh dan tak bermoral. Hendaklah engkau menjadi orang yang berilmu atau belajar atau mendengar, dan jangan engkau menjadi orang keempat (tidak masuk salah seorang dari ketiga itu), maka binasalah engkau”.

                Berdasarkan pernyataan ini Al-Ghazali menekankan pentingnya manusia berilmu dan ilmu itu harus diajarkan kepada yang lainnya. Dengan kata lain, Al-Ghazali menghendaki bahwa pendidikan menjadi suatu kebutuhan pokok umat Islam karena Islam menghendaki pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat manusia. Dengan pendidikan itu pula, umat Islam dapat berproses hingga mencapai predikat sebagai insan kamil, yakni manusia yang memiliki integritas moral yang tinggi, yang dibangun dari nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh Islam.