Hubungan Indonesia-Nigeria Harus Memberikan Manfaat

Hubungan Indonesia-Nigeria yang terjalin sangat baik selama 52 tahun harus memberikan manfaat.

Hubungan Indonesia-Nigeria Harus Memberikan Manfaat
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM – Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi mengungkapkan hubungan Indonesia-Nigeria yang terjalin sangat baik selama 52 tahun harus memberikan manfaat. Retno mengungkapkan bahwa Indonesia dan Nigeria merupakan dua ekonomi besar di masing-masing kawasan dengan unggulan ekonomi yang saling melengkapi.   Maka itu, hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara merupakan suatu hal yang alami terjalin dan harus terus ditingkatkan.

"Fokus polugri Indonesia kepada Afrika menjadi momentum yang strategis untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia dan Nigeria," ujar Retno dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Nigeria, Geoffrey Onyeama, di Abuja, Nigeria (5/6).

Nigeria merupakan negara mitra perdagangan terbesar Indonesia di kawasan Afrika Sub-Sahara dengan perdagangan kedua negara mencapai USD 1,5 milyar pada tahun 2016. Nigeria juga merupakan destinasi utama investasi Indonesia di Afrika dengan terdapat sekitar 14 perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negara tersebut. Berbagai produk buatan perusahaan Indonesia seperti mie instant, ban radial, beserta produk farmasi dan herbal sangat dikenal di Nigeria. Selain itu, Nigeria juga merupakan negara penting sebagai salah satu sumber ketahanan energi Indonesia.?

Kunjungan Menlu RI ke Nigeria merupakan kunjungan kerja bilateral Menlu RI pertama yang bersifat full-fledged setelah kunjungan terakhir pada 30 tahun lalu. Kedua Menlu memfokuskan pembahasan kepada upaya untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi.

Pada kesempatan tersebut Menlu RI menyampaikan bahwa masih banyak ruang untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara. Dalam kaitan ini, Retno mendorong peningkatan kerja sama perdagangan bilateral melalui pembentukan PTA (Preferential Trade Agreement). Selain itu, untuk menigkatkan akses pasar produk Indonesia ke negara-negara Afrika barat, Dia meminta dukungan terhadap keinginan Indonesia untuk membentuk PTA antara Indonesia dengan ECOWAS (Economic Community of Western African States).

"Penurunan tariff  dan penghapusan hambatan non-tariff  lainnya menjadi kunci untuk meningkatkan perdagangan Indonesia-Nigeria dan Indonesia dengan negara-negara Afrika Barat," jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut Retno juga meminta adanya efisiensi dalam pelaksanaan perdagangan migas kedua negara tersebut. Pasalnya selama ini dilakukan melalui negara ketiga. Dalam kaitan ini Menlu RI menyampaikan usulan perdagangan migas secara langsung melalui Government-to-Government tanpa perantara pihak ketiga (direct oil trade). Dan Ia pun menyampaikan usulan penjajakan skema counter trade sebagai salah satu instrumen peningkatan perdagangan bilateral, salah satunya dengan komoditas migas Nigeria.

Isu yang juga menjadi perhatian dalam pertemuan, terkait dengan kerja sama pengembangan kelapa sawit. Saat ini Nigeria sedang melakukan diversifikasi ekonomi termasuk ke sektor pertanian kelapa sawit. Menlu RI menyampaikan kesiapan Indonesia berkerja sama dalam membangun industry kelapa sawit di Nigeria. Dalam kaitan ini Indonesia mengundang Nigeria untuk bergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), yang dibentuk Indonesia dan Malaysia.

"Kerja sama yang erat antara negara produser kepala sawit akan berkontribusi dalam menciptakan stabilitas harga dan peningkatan produksi kepala sawit yang berkelanjutan," tegas Menlu RI.

Selain kerja sama ekonomi, kedua Menlu juga membahas kerja sama pemberantasan narkotika dan penanggulangan terorisme. Kedua Menlu sepakat untuk terus mendorong implementasi MoU kerja sama pemberantasan narkoba yang telah disepakati pada tahun 2013. Kedua Menlu juga sepakat untuk mendorong kerja sama peningkatan pertukaran informasi dan kerja sama capacity building dalam konteks penanggulangan terorisme.