Hati-hati, Konsumsi Antibiotik Berlebih Bisa Berakibat Fatal bagi Kesehatan

bahaya mengkonsumsi Antimicrobial resistence secara berlebihan. Antimicrobial resistence atau yang kita kenal dengan antibiotik memiliki dampak fatal jika tidak digunakan sesuai aturan.  

Hati-hati, Konsumsi Antibiotik Berlebih Bisa Berakibat Fatal bagi Kesehatan

MONITORDAY.COM - Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian Bekerjasama dengan Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner serta beberapa lembaga lainnya seperti Organisasi Pangan dan Pertanian dibawah naugan PBB (FAO), Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) dan Indonesian One Health University Network (Indohun) sukses diselenggarakan pada Sabtu (17/11) di Universitas Brawijaya, Malang.

Tema yang diangkat kali ini terkait dengan public awareness terhadap bahaya dari mengkonsumsi Antimicrobial resistence secara berlebihan. Antimicrobial resistence atau yang kita kenal dengan antibiotik memiliki dampak fatal jika tidak digunakan sesuai aturan.  

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Syamsul Ma'arif mengatakan, kalau memang tidak terlalu membutuhkan obat antibotik, sebaiknya masyarakat tidak perlu sampai mengonsumsinya.

"Kalau tak ada indikasi penyakit antibiotik, jangan pakai antibiotik," kata Syamsul dalam acara Pekan Kesadaran Antibiotik se-Dunia 2018.

Menurut Syamsul, saat ini jumlah kematian yang diakibatkan resistensi antibiotik mencapai 700 ribu jiwa di seluruh dunia. Angka itu bisa semakin besar kalau masyarakat gemar mengonsumsi antibiotik untuk jenis penyakit ringan, misal batuk dan diare. Padahal, jenis penyakit ringan tersebut tidak memerlukan obat antibiotik.

Masyarakat diimbau untuk bijak dalam mengonsumsi antibiotik untuk mengatasi berbagai penyakit ringan. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, saat ini semakin banyak orang yang menggunakan antibiotik dalam dosis tidak tepat.

Dokter spesialis anak dari YOP, Yulianto Santoso mengaku, sering menghadapi pasien yang sulit disembuhkan hingga meninggal dunia, karena obat-obatan tidak lagi mempan membunuh kuman penyakit. Perilaku masyarakat yang tidak tertib menggunakan antibiotik sesuai aturan, termasuk kemudahan masyarakat untuk membelinya, dinilai Yulianto, sebagai pemicu terjadinya resistensi antibiotik.

"Perlu sektor kesehatan manusia, sektor kesehatan lingkungan dan pemangku kepentingan terkait melalui pendekatan One Health untuk bersama-sama menahan laju resistensi antimikroba" kata Syamsul.