Harga Kedelai Melonjak, Kementan Siapkan Alternatif

Harga Kedelai Melonjak, Kementan Siapkan Alternatif
Istimewa

MONITORDAY.COM - Pemerintah segera menyiapkan ketersediaan kedelai dari produksi lokal.

Hal tersebut menanggapi atas melonjaknya harga kedelai di pasar dunia.

Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), harga kedelai saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kg.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyebutkan bahwa hal menjadi pelajaran, sehingga produksi lokal dan nasional harus menjadi jawaban dari kebutuhan kedelai tersebut.

Demikian disampaikan Syahrul setelah menggelar rapat bersama Gakoptindo di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin (4/1/2021).

Menurut Syahrul, lonjakan harga kedelai di pasar dunia ini merupakan bagian dari kontraksi global.

Sementara meningkatnya harga kedelai dipengaruhi dari negara produsen utama, yaitu Amerika Serikat.

Dalam data Kementerian Perdagangan (Kemendag), kenaikan harga dikarenakan kenaikan permintaan konsumsi dari China, negara importir kedelai terbesar dunia.

Adapun, Indonesia yang menjadi negara importir kedelai terbesar setelah China. Sehingga turut merasakan dampak dari kurangnya pasokan komoditas tersebut.

Dampak dari kenaikan harga kedelai itu menjadi beban bagi para perajin tahu dan tempe yang terpaksa harus meningkatkan harga jualnya.

Oleh karena itu, Syahrul menjelaskan bahwa Kementan telah berkoordinasi dengan integrator dan pengembang kedelai untuk menggenjot produksi dalam negeri.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa setidaknya dibutuhkan waktu 100 hari dalam satu kali masa tanam dan panen kedelai.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produsen tahu dan tempe, Syahrul menyebutkan bahwa diperlukan dua kali masa tanam.

"Ini kan membutuhkan 100 hari minimal kalau pertanaman. Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap sambil ada agenda seperti apa mempersiapkan ketersediaannya. Kita juga bekerja sama dengan kementerian lain," tutur Syahrul.