Hakikat Niat dan Amal
DIKISAHKAN ada seorang lelaki, dia bertempur dalam setiap medan jihad bersama tabiin-tabiin lainnya, dia hafizh Al-Quran 30 juz dan menguasai ribuan hadis.

DIKISAHKAN ada seorang lelaki, dia bertempur dalam setiap medan jihad bersama tabiin-tabiin lainnya, dia hafizh Al-Quran 30 juz dan menguasai ribuan hadis.
Laki-laki ini bergabung dalam pasukan mujahidin dalam penaklukan salah satu wilayah di Eropa, akhirnya negeri itu pun tunduk dan takluk dibawah kekuasaan pemerintahan Islam.
Di sana ia berpapasan dengan seorang wanita eropa yang berambut pirang, berkulit putih, bermata biru, cantik. Laki-laki ini jatuh hati, kemudian dia mengajukan keinginannya untuk mempersunting wanita tersebut, namun si wanita berkata “tidak mungkin, keluargaku pasti akan menolakmu karena kita beda agama, jika engkau serius ingin mengambilku sebagai istrimu, aku siap menjadi istrimu bila engkau pindah ke agamaku”.
Dan hati laki-laki ini pun telah gelap oleh syahwatnya, matanya telah menjadi ujung panah syetan yang memerangkapnya, singkatnya dia pun pindah agama demi wanita tersebut. Mujahid hafal al-quran 30 juz dan hafal ribuan hadis ternyata terpedaya oleh wanita. Lalu, hanya beberapa tahun rumah tangga ini berjalan, laki-laki itu sampai di ujung ajalnya, ketika dia akan menghembuskan nafas terakhirnya, hanya dua ayat yang masih terlontar dari mulutnya, dan ayat tersebut tentang azab.
Ini kisah orang yang semasa hidupnya kelihatan baik dan nampak soleh, ternyata ketika diuji dengan satu ujian dia tidak lulus, maka menilai iman seseorang bukan bagaimana dia semasa hidupnya, tapi nilailah saat dia di ujung hidupnya.
Kisah yang kedua, seorang lelaki kafir datang menghampiri nabi Muhammad SAW dan berkata : “saya ingin berpihak kepada engkau dalam memerangi musuh-musuhmu.” Saat itu perang akan segera dimulai, lalu Rasulullah SAW melihat kepada laki-laki tersebut, akan tetapi laki-laki tersebut berkata “namun saya belum Islam”, lalu Rasulullah menjawab “kami tidak akan melibatkan non-muslim dalam pasukan kami.”
Lalu laki-laki tadi berkata dia akan masuk Islam setelah peperangan telah usai, namun Rasulullah menolak dan berkata sekarang atau tidak sama sekali. Maka laki-laki pun masuk Islam, dan ikut bertempur.
Kemudian setelah perang usai, dikumpulkanlah jenazah para sahabat yang syahid, dan salah satunya laki-laki itu. Lalu, Rasulullah pun berkata “Amila qalilan waujira katsiran” artinya “baru sebentar dia beramal, sedikit amalannya, tapi dapat pahala yang sangat besar”. Laki-laki tersebut sepanjang umurnya kafir, semua pekerjaannya tentu menyimpang, akan tetapi akhir hayatnya ditutup dengan husnul khatimah. Sekali lagi kita tidak bisa menilai seseorang saat orang itu masih hidup, termasuk kondisi kita hari ini.
Rasulullah pernah menyampaikan sebuah hadist dan ini termasuk hadist ar-bain nawawiyah, “innamal amalu bikhawatimmiha.” sesungguhnya amalan seseorang tergantung penutupannya.