Menjadi Pribadi Takwa
TAKWA secara istilah berarti rasa takut kepada Allah yang mendorong seseorang untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

TAKWA secara istilah berarti rasa takut kepada Allah yang mendorong seseorang untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena itu ketika Umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Kaab tentang takwa, ia menganalogikan, “Apa yang kamu lakukan jika berjalan di jalan yang penuh dengan duri?” Sahabat menjawab, “Saya akan menyingsingkan pakaian dan berhati-hati berjalan” Ubay menimpali menimpali, “Itulah takwa”.
Takwa dengan kata lain adalah menjauhkan diri dari segala bentuk yang menjerumuskan kepada kejahatan dan pelanggaran perintah Allah. Berhati-hati dan waspada dari peluang hawa nafsu yang menjerumuskan kepada kejahatan.
Dari Ibnu Masud; kami bersama Rasulullah dalam keadaan masih muda-muda. Namun kami tak menemukan sesuatu (untuk menikah). Maka Rasulullah bersabda kepada kami, “Wahai para pemuda barangsiapa yang mampu maka hendaklah dia menikah karena itu lebih mampu menjaga pandangan dan membentengi farji (kemaluan). Barangsiapa yang tidak mampu maka hendaklah dia berpuasa karena itu bagianya sebagai perisai” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam rangka mengenali diri perihal ketaqwaan. Berikut ini adalah Ciri-Ciri Orang Yang Bertaqwa Menurut al-Qur’an: Pertama, Beriman kepada yang Ghaib, Mendirikan shalat, dan berinfak. Allah swt berfirman :[yaitu] mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka,[Q.S.Al-Baqarah: 3].
Kedua, Beriman kepada: Allah, Hari akhir, para malaikat, kitab-kitab, para nabi; berinfaq, memerdekakan budak, mendirikan shalat, zakat, menepati janji dan sabar. Allah Swt. berfirman :...kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir [yang memerlukan pertolongan] dan orang-orang yang meminta-minta; dan [memerdekakan] hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.(Q.S.Al-Baqarah: 177).
Ketiga, Berinfak di waktu lapang atau sempit, menahan amarah, dan pemaaf. Allah swt berfirman: [yaitu] orang-orang yang menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan [kesalahan] orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(Q.S.Ali-Imran: 134)