Haedar Nashir : Muhammadiyah Upayakan Internasionalisasi Islam Indonesia

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, selama beberapa bulan terakhir ini dirinya beserta PP Muhammadiyah kerap melakukan lawatan ke luar negeri. Ia menyatakan ada hal penting yang akan dituju dalam kunjungannya tersebut, yaitu untuk internasionalisasi Islam Indonesia.

Haedar Nashir : Muhammadiyah Upayakan Internasionalisasi Islam Indonesia
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

MONITORDAY.COM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, selama beberapa bulan terakhir ini dirinya beserta PP Muhammadiyah kerap melakukan lawatan ke luar negeri. Ia menyatakan ada hal penting yang akan dituju dalam kunjungannya tersebut, yaitu untuk internasionalisasi Islam Indonesia.

“Sejak awal tahun, kita kunjungan ke beberapa negara. Singapura, Australia, Mesir, Sudan, dan terakhir India. Ada hal yang sedang kita bangun,” ujar Haedar, di Jogja, Selasa, (24/4/2018).

Ia menyebut, agenda kunjungan yang dilakukan dalam rangka internasionalisasi gerkan Muhammadiyah sebagai manifestasi alam pikiran Islam Indonesia yang Berkemajuan. Yaitu dengan mengadakan beberapa dialog, dan terlebih membangun hal-hal yang akan menjadi tonggak keunggulan Islam Indonesia.

Haedar mengngkapkan beberpa capaian Muhammadiyah di luar negeri. Seperti di negara Mesir, Muhammadiyah telah membeli satu flat yang luas. Sebuah gedung permanen yang ada TK ABA, pusat kegiatan PCIM, dan Ia menyatakan, kedepan bisa menjadi pusat studi keislaman. 

”Kalau kita ingin internasionalisasi Islam, maka kita harus keluar. Mesir itu jadi pusat pemikiran Islam yang netral di Timur Tengah. Maka para pemikir Muhammadiyah harus bisa mempengaruhi dan ke sana,” ungkap Haedar.

Kemudian juga di Melborne Australia, Haedar menyatakan, Muhammadiyah telah membeli 10 hektar lahan di kawasan elit yang diproyeksikan menjadi pusat pendidikan. “Kalau kita bikin boarding school di sana, insyaallah cukup bagus,” imbuhnya.

Semantara di Malaysia, kata Haedar, Muhammadiyah sudah mengantongi izin dari kementerian pendidikan Malaysia untuk segera beroperasinya Universitas Muhammadiyah Malaysia yang ditargetkan untuk terlebih dahulu menampung mahasiswa jenjang S2 dan S3. 

“Kita punya 174 Perguruan Tinggi Muhammadiyah, tidak semua bisa belajar ke Eropa, jadi nanti sebagian bisa ke UM Malaysia,” ungkapnya.

Ekspansi yang dilakukan muhammadiyah ini, kata Haedar seiring dengan era globalisasi, serta juga telah dibukanya keran Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Kemudian dalam rangka internasionalisasi alam pikiran Islam Berkemajuan ini, Haedar berharap pada kader Muhammadiyah yang sedang menempuh studi di luar negeri senantiasa menawarkan gagasan-gagasan segar sebagai pembuka wacana dan sekaligus kelanjutan mata rantai pembaharuan Muhammadiyah.