Gunakan Persuasif Approach, TNI Rangkul 5 OPM Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi
TNI menggunakan pendekatan persuasif untuk merangkul anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

MONITORDAY.COM - TNI gencar lakukan pendekatan persuasif merangkul anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Mayor Inf Fajar Akhirudin S.I.P.,M.Si menjelaskan 5 orang anggota OPM Kelompok Militan POW memilih turun gunung dan mengakui, jika apa yang digambarkan oleh pimpinan mereka adalah sebuah ilusi.
"Selama ini kelima DPO tersebut merasa takut karena selama Satgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR berada di Kab. Lanny Jaya khususnya di Distrik Balingga, mereka tidak tenang dan terus dicari sehingga mereka mau menyerahkan diri dan keluar dari OPM serta hidup normal seperti masyarakat biasa," ucapnya kepada monitorday.com, sabtu (25/7/2020)
Namun dibalik penyerahan diri 5 OPM ini, selain ingin hidup tenang, ada pandangan positif yang mengusik mereka terkait pendekatan TNI kepada masyarakat papua yang dinilai sangat humanis.
"Saya terharu melihat apa yang pemerintah dan TNI lakukan selama ini kepada masyarakat Papua dalam membangun daerah ini lebih baik lagi. Sudah 18 tahun saya dibutakan dengan bergabung dengan kelompok yang tidak sepaham dengan NKRI dan hanya mementingkan kelompoknya saja," ungkap mantan salah satu anggota OPM yang kini bersumpah tidak akan pernah kembali ke OPM.
Mayor Inf Fajar kembali menceritakan kronolgis peristiwa penyerahan 5 OPM Kronologis bermula dari letnan Inf Reza CP dan anggita Rudyan melaksanakan patroli kampung (patkam) ke Kampung Wame Distrik Bruwa pada sabtu lalu, (18/7/2020) wit. Selanjutnya, anggota dengan pakaian biasa melihat gelagat 5 orang yang diindikasi sebagai OPM. Namun, anggota belum melakukan penangkapan, sambil terus melakukan monitoring.
Kemudian, anggota segera melaporkan hasil patkam kepada Kpt Inf Jimson Siahaan tentang hasil patkam dan di Kp Wame. Dantitik Kuat Balingga.
Tidak menunggu lama, laporan berantai selanjutnya kepada Dansatgas YPR 305/TKR Mayor Inf Fajar Akhirudin dan berkoordinasi dgn Pasi Intel Satgas Lettu Inf Refan terkait kelima orang yg mencurigakan tersebut.
Dengan penuh kesigapan, Dansatgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR memerintahkan untuk mencari informasi dan mendalami kelima orang yang dicurigai, untuk menyakinkan apakah masuk di dalam DPO.
Setelah berkoordinasi, Inf Reza CP pun mendatangi Honai kepala Kampung Wame, Eli Wenda untuk memastikan 5 orang yang dicurigai tersebut berada dalam DPO. Titik terang informasi makin terkuak, hasil koordinasi memastikan bahwa mereka merupakan anggota OPM pok Militan POW yang terdapat di dalam DPO.
Pemantauan makin diperketat, kepala kampung beserta tokoh masyarakat didampingi oleh Tim Bangau 3 merapat ke Honai untuk meriingkus ke 5 orang yg dicurigai tersebut. Kemudian kepala kampung dan Dantim Bangau 3 menjelaskan kepada kelima orang DPO tersebut kalau mau menyerahkan diri kepada Satgas Pamtas Mobile 305/TKR dan kembali kepada NKRI serta berjanji tidak akan kembali ikut dalm OPM.
Maka mereka tidak akan terus dicari oleh Satgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR dan akan diterima oleh masyarakat di Kampung mereka. Kelima orang DPO tersebut pun menyetujui bergabung kembali kepada NKRI dan menyerahkan diri kepada Satgas Pamtas Mobile 305/TKR.
Mengingat sikap koordinatif OPM ditunjukan dengan baik, Dansatgas memerintahkan Wadan Satgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR, Kapten Inf M.A Maulana, beserta Timsus Satgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR Dpp Serka Agi Setiadi bergerak dari kotis menuju titik Kuat Balingga untuk melaksanakan elisitasi dan pengumpulan keterangan terhadap kelima orang DPO tersebut, mnggu lalu, (19/7/2020).
Berikut keterangan dan elisitasi kepada kelima orang DPO. Hasil yg di dapat adalah :
- Vandem Wonda mengakui pernah dibekali 1 cuk pistol dan bertugas untuk memeras dan merampas bahan makanan serta uang masyarakat dan pernah terlibat kontak tembak dgn TNI di Popome. Untuk senjata saat ini sudah dibawa POW.
- Dekiron Tabuni mengakui membantu Duklog Pok POW dan memegang 1 buah HT yg digunakan utk berkomunikasi dgn Pok POW (HT sudah diserahkan kpd TK Balingga sbg BB).
- Ibetius Tabuni mengakui pernah terlibat kontak tembak dgn TNI di Popome dan menyiapkan akomodasi dan logistik POW dan GM apabila mereka berada di Kp Balingga.
- Terkis Tabuni/Yuborak Telenggan.
- Delis/Dua Tabuni mengakui pernah terlibat dalam penyerangan Polsek Pirime.
Hari berikutnya, Wadan Satgas memerintahkan Dantitik Kuat Balingga agar mengumpulkan masyarakat Kampung Balingga di Kantor Distrik Balingga bertujuan untuk menyampaikan bahwa akan dilaksanakan penyerahan diri kelima orang anggota OPM Pok Militan POW kepada Satgas Pamtas Mobile 305/TKR dan masyarakat menjadi saksi bahwa kelima orang tsb sdh keluar dari OPM dan kembali kepada NKRI.
Masyarakat antusias dan mendukung tindakan yang dilakukan oleh Satgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR dalam menurunkan OPM mantan Pok Militan POW.
Setelah bermusyawarah dengan semua tim, Bangau 4 bergerak menuju Bukit Kujang dan melaksanakan patkam di Bukit Kujang guna mengamankan kegiatan acara penyerahan diri.
Prosesi pengakuan pun tiba, kegiatan dilaksanakan pada pkul 08.00 WIT yang dikawal khusus oleh Pamtas Mobile YPR 305/TKR.
Acara penyerahan diri diantaranya adalah pengucapan ikrar penyerahan diri untuk kembali dan setia kpd NKRI yg diucapkan kelima anggota OPM tsb didepan anggota satgas dan warga Distrik Balingga.
Dilanjutkan penyerahan bendera merah putih dr Wadansatgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR kepada kelima org DPO, penandatanganan surat pernyataan keluar dari OPM, kembali dan setia kepada NKRI.
Dengan penyerahan ini, TNI telah membuktikan dharma baktinya kepada NKRI yang menggunakan pendekatan persuasif dalam menyikapi berbagai dinamika, termasuk merangkul lawan menjadi kawan. Bravo TNI, lahir dari rahim rakyat dan kembali ke rakyat. TNI selalau dihati rakyat.