Generasi Sandwich, Ancaman Bagi Millenial?

Generasi sandwich merupakan sebuah kondisi dimana setelah kita bekerja, kita mempunyai beban untuk membiayai dua generasi sekaligus.

Generasi Sandwich, Ancaman Bagi Millenial?
lifepal.co.id

MONDAYREVIEW.COM – Istilah generasi sandwich mulai popular seiring dengan trend perencanaan keuangan yang juga popular. Generasi sandwich merupakan sebuah kondisi dimana setelah kita bekerja, kita mempunyai beban untuk membiayai dua generasi sekaligus. Pertama adalah anak-anak kita yang menjadi tanggungan, kedua adalah beban generasi sebelum kita seperti orang tua atau satu generasi seperti saudara. Fenomena ini dapat kita temukan dengan mudah di masyarakat, biasanya yang dibebankan adalah anak sulung karena paling tua usianya. Apakah sandwich generation merupakan hal yang menjadi ancaman? Ataukah dia merupakan sebuah praktik yang justru perlu didukung sebagai bentuk bakti kepada keluarga?

Di masyarakat, praktik sandwich generation tidaklah menjadi masalah. Dalam sebuah keluarga dimana kondisi ekonominya pas pasan, maka sebuah kewajaran jika anak sulung yang paling pertama bekerja membantu orang tua dan saudara-saudaranya. Hal itu dianggap perbuatan mulia dan bukti bakti kepada keluarga dan orang tua. Sang anak sulung pun tidak merasa masalah untuk melakukannya. Bahkan merasa senang telah meringankan beban keluarga. Tentu hal ini berlaku bagi keluarga dengan ekonomi pas pasan. Adapun bagi keluarga yang berkecukupan bahkan mempunyai kekayaan, maka sandwich generation tidak akan terjadi.

Sandwich digunakan sebagai analogi karena terdiri dari beberapa lapisan yang saling menghimpit. Orang yang teridentifikasi sebagai sandwich generation diibaratkan berada di bagian tengah dari tumpukan tersebut. Berbeda dengan sikap sebagian masyarakat kita, bagi masyarakat di barat sandwich generation merupakan sebuah masalah karena membebani finansial seseorang. Menurut yang kontra, sandwich generation dihasilkan karena  adanya kegagalan dari generasi sebelumnya dalam merencanakan keuangan.

Lantas bagaimana solusinya? Pertama, jika kita termasuk yang mengalami sandwich generation, maka mau tidak mau kita harus memenuhi kebutuhan kedua orang tua kita selain anak-anak kita. Lakukan hal tersebut dengan ikhlas. Jangan salahkan orang tua kita bahkan menganggap mereka beban. Biar bagaimanapun mereka telah berjuang membesarkan kita sehingga dalam posisi seperti ini. Jika adik-adik kita sudah besar dan bekerja seperti kita, bagilah beban untuk menghidupi orang tua bersama-sama. Hal ini akan menjadi lebih ringan bagi semua.

Kedua niatkan dan tekadkan dalam hidup kita bahwa kita tidak akan membuat anak kita menjadi sandwich generation. Kalaupun anak kita memberikan uang kepada kita, hal itu merupakan pemberian sukarela, bukan karena sebuah kewajiban. Caranya adalah kita siapkan dana pensiun agar saat sudah tidak bekerja, kita masih punya penghasilan untuk hidup. Kita juga mesti rencanakan keuangan dengan baik agar meraih kebebasan finansial. Kita juga harus siapkan dana pendidikan anak-anak kita dari sekarang agar mereka bisa memperoleh kehidupan yang layak.