Gelar Diskusi Virtual, Fokal IMM Bahas Penolakan RUU HIP
Ideologi sebagai kekuatan bangsa harus dapat menjadi perekat perjuangan bangsa ditengah pertarungan berbagai ideologi di dunia

MONITORDAY.COM - Forum Komunikasi Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menyelenggarakan Silaturrahim dan Diskusi Kebangsaan. Acara ini digelar Korwil Fokal IMM DIY Jogjakarta pada 27 juni 2020 secara virtual guna meluruskan Haluan Negara.
Tampil sebagai narasumber, Armyn Gultom Ketum Kornas Fokal IMM dan moderator Mutiullah dari Korwil Fokal IMM DIY.
Dalam acara itu, Armyn mengatakan bahwa Indonesia telah selesai bicara ideologi Pancasila yang resmi 18 Agustus 1945.
"Saatnya kita mengawal ideologi tersebut untuk meluruskan haluan negara dengan menguasai sumber daya alam yang saat ini dikuasai oleh satu persen dari penduduk Indonesia," katanya.
"Meluruskan haluan negara dengan memperkuat SDM bangsa Indonesia, sehingga mampu mengelola sumber daya alam untuk kesejahteraan bangsa," imbuhnya kemudian.
Dalam kesempatan yang sama tampil juga sebagai narasumber, Ali R Auda dari Korwil Fokal IMM DIY. Dirinya mengungkapkan, pentingnya ideologi suatu bangsa sebagai perekat kekuatan bangsa tengah terjadinya perang dagang China dengan Amerika.
"Ideologi sebagai kekuatan bangsa harus dapat menjadi perekat perjuangan bangsa ditengah pertarungan berbagai ideologi di dunia," jelasnya.
Dalam kaitan itu, Husni A Putra dari Korwil Fokal IMM DIY juga dosen Univ. Muhammadiyah Jogjakarta mengatakan perlunya memperkuat ideologi suatu bangsa.
"Namun disisi lain harus dipahami agar ideologi tersebut dapat menjadi penggerak kekuatan perjuangan, sehingga Ideologi tidak sekedar wacana," tuturnya.
Dalam kesempatan silaturahmi hadir memberikan apresiasi dan tanggapan terkait RUU HIP, Dr Amirsyah Tambunan selaku Wakil Sekjen MUI Pusat yang juga Sekjen Asosiasi Dosen Indonesia (ADI). Ia menegaskan bahwa ancaman ideologi kembali muncul saat wabah Covid-19.
"Komponen bangsa jangan sampai terlena, karena RUU HIP memuat rumusan Pancasila dalam RUU bertentangan dengan sejarah perumusan Pancasila, membuat masyarakat tersentak sehingga RUU HIP di tolak oleh banyak pihak. Kami dari MUI memberikan apresiasi atas penolakan tersebut," tegas Amirsyah.
Dalam kesempatan yang sama aktif memberikan tanggapan Lilik Raharjo terkait pentingnya melakukan pengawasan penggunaan dama Covid 19 sehingga tepat sasaran.
Demikian juga Rohmatulnazillah menekankan pentingnya ideologi sebagai perekat perjuangan bangsa. Forum diskusi yang juga semarak karena di hadiri para senior seperti, Bambang W Nugroho yang telah ikut bergabung membuat antusiasnya silaturrahim dan diskusi Kebangsaan Korwil Fokal IMM DIY.
Diskusi ditutup Ketum Korwil IMM DIY M. Saleh Tjan dengan mengatakan bahwa diskusi ini menjadi sangat penting guna memberikan kontribusi terhadap penolakan Rancangan Undang Undang (RUU) Haluan Ideologi Pancadila (HIP) yang di gagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kedepan diskusi semacam ini kita lakukan secara berkesinambungan dengan topik yang berbeda dan aktual," pungkasnya.