Ganjar Tepati Janji Datang ke Desa Karangnangka

MONITORDAY.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mendatangi ke Desa Karangnagka, Kabupaten Banyumas usai ditantang Kades setempat untuk diajari penanganan pandemi yang akuinya telah dilakukan dengan baik melalui program Jogo Tonggo.

Beberapa waktu lalu, Ganjar menggelar Rembug Desa yang dilakukan secara virtual dan disiarkan langsung melalui laman Instagramnya @ganjar_pranowo. 

Dalam acara tersebut, Ganjar berdiskusi terkait penanganan pandemi dengan para Kades yang ada di Kabupaten Banyumas.

Saat berdiskusi, Kades Karangnangka, Sunarto menantang Ganjar untuk datang ke desanya guna diajari cara penanganan pandemi yang dia lakukan. 

Kemudian, Ganjar merespons dengan anggukan. Namun rupanya anggukan itu bukan sekadar respon basa basi.

Dilansir redaksi dari Banyumaskab.go.id, Minggu (8/8/2021), Ganjar menepati janjinya untuk datang ke Desa Karangnangka untuk melihat langsung terkait penanganan pandemi di desa tersebut dan belajar dari Sunarto. 

Ternyata apa yang dikatakan Sunarto bukanlah sebatas ucapan, Ganjar mengakui bahwa penanganan pandemi di desa itu memang baik.

Sunarto menyampaikan program Jaga Tangga Jaga Warga sudah diterapkan sejak sebelum pandemi, tepatnya tahun 2019 lalu. Adapun penanganan pandemi yang dilakukan dimulai dengan pemantauan melalui grup komunikasi yang ada di layanan pesan instan WhatsApp.

Setiap ada warga yang memiliki gejala nantinya akan melapor dan perangkat desa akan segera menangani. 

Sunarto menambahkan, di desanya terdapat 33 orang yang positif Covid-19. Karena mereka isolasi di rumah, maka keluarga serumah pasien dianggap positif dan juga wajib melakukan isolasi.

Selain itu, Sunarto juga menyebutkan bahwa terkait kebutuhan makanan selalu didukung melalui iuran dari RT dan warga sekitar. Kemudian yang paling dipamerkan Sunarto adalah adanya “tenaga kesehatan” (nakes) dadakan.

Dalam hal ini, Sunarto mengajari para ibu-ibu Dasa Wisma untuk menjadi “nakes” dadakan yang tugasnya memeriksa kesehatan pasien postif Covid-19 setiap hari.

Sunarto mengatakan, kalau hanya mengandalkan nakes dari rumah sakit akan susah tertangani, selain itu dirinya juga kasihan kepada para nakes yang sudah bekerja 24 jam tanpa istirahat. Maka dari itu, Sunarto mengoptimalkan Dasa Wisma yang jumlahnya ada 16 orang.

Ganjar pun tak percaya begitu saja dengan cerita Sunarto. Ia meminta Sunarto menengok salah satu rumah pasien yang sedang isolasi. Ternyata, saat tiba di lokasi, ada dua ibu berpakaian APD lengkap yang sedang mengecek pasien isolasi mandiri.

Sunarto menyebutkan, optimalisasi ibu-ibu Dasa Wisma menjadi nakes dadakan itu dimulai sejak varian delta muncul. Pasalnya, di desanya banyak warga yang positif. 

Setelah itu, pihaknya sengaja mengoptimalkan Dasa Wisma karena mereka yang berada dekat dengan pasien. Menurutnya, kalau mengandalkan RT, cakupannya terlalu luas.

Ganjar mengaku sanga salut dengan upaya penanganan pandemi yang dilakukan Sunarto di desanya dengan mengoptimalkan kekuatan dari masyarakat dan komunitas.

“Jadi ada Dasa Wisma, mereka dilatih menangani pasien. Ada dokternya juga yang mengajari, sekaligus memantau penanganan di lapangan. Ini top,” sebut Ganjar.