FRI Nilai Perlu Insentif Bagi Industri yang Riset Dengan Kampus

Pemerintah perlu memberikan insentif bagi industri tersebut. Ini merupakan salah satu strategi dalam pengembangan inovasi di Tanah Air.

FRI Nilai Perlu Insentif Bagi Industri yang Riset Dengan Kampus
Rektor IPB, Prof Arif Satria, dalam konferensi Forum Rektor Indonesia secara virtual di Jakarta, Sabtu (4/7). (ANTARA/Indriani).

MONITORDAY. COM - Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) terpilih, Prof Arif Satria mengatakan perlu insentif bagi industri yang melakukan riset dan pengembangan produknya bekerja sama dengan kampus.

"Pemerintah perlu memberikan insentif bagi industri tersebut. Ini merupakan salah satu strategi dalam pengembangan inovasi di Tanah Air," kata Arif dalam Konferensi FRI secara virtual di Jakarta, Sabtu (04/07/2020). 

Dia mencontohkan di Belanda, hampir seluruh hasil riset ada di kampus. Sementara di Jepang, lembaga pemerintah dan kampus bekerja sama dalam melahirkan inovasi. Oleh karena itu, Arif mendorong agar semua lembaga pemerintah saling berkolaborasi agar terjadi saling berbagi sumber daya yang ada.

Arif menambahkan, sinergi program kerja sama penelitian dan pengembangan lembaga riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dan dunia usaha, perlu dilakukan untuk pengembangan inovasi. "Penerapan teknologi juga perlu dilakukan melalui 'pilot plant," katanya.

Rektor IPB itu menilai perlu adanya pemberian jaminan risiko atas teknologi hasil penelitian dan pengembangan dalam negeri. Juga perlu adanya pusat inovasi pada pusat pertumbuhan industri.

Selain itu, Ia mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang memberikan perhatian pada Science Techno Park (STP) yang berada di perguruan tinggi.

Sementara itu, Rektor Universitas Diponegoro, Yos Johan meminta agar pemerintah membantu pembiayaan internet bagi mahasiswa dan dosen pada saat pandemi COVID-19.

Kemudian, Yos mengatakan diharapkan membantu mahasiswa dan dosen dalam proses pendidikan dengan kebijakan membebaskan atau paling tidak menanggung pembiayaan internet bagi mahasiswa dan dosen.

Selanjutnya, Ia menjelaskan biaya internet cukup memberatkan mahasiswa dan dosen selama perkuliahan daring. Bantuan dari pemerintah sangat diperlukan bagi mahasiswa dan dosen.