Erick Thohir: Vaksin COVID-19 Yang Didatangkan Pemerintah Terdaftar di WHO

Erick Thohir:  Vaksin COVID-19 Yang Didatangkan Pemerintah Terdaftar di WHO
Menteri BUMN, Erick Thohir/ Istimewa

MONITORDAY.COM - Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Erick Thohir menegaskan vaksin-vaksin COVID-19 yang disebarkan oleh pemerintah telah terdaftar di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan telah melalui uji klinis.

"Sejak awal saya mengemukakan vaksin-vaksin (COVID-19) yang dilakukan oleh pemerintah adalah vaksin yang sudah tercantum di daftar WHO dan telah melalui uji klinis," kata Erick Thohir di Bandung, Kamis (7/1/2021).

Selain itu, Erick juga berharap proses izin edar darurat Emergency Use Authorization (EUA) vaksin COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat keluar.

Sedangkan vaksinasi COVID-19 baru bisa dilakukan jika izin edar telah keluar. 

"Jadi jangan ada pemikiran-pemikiran seakan-akan kita tidak mengikuti standar dunia yakni WHO," tegasnya.

Terkait kehalalan vaksin, Menteri BUMN itu mengaku telah bertemu ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan salah satu tugas pokok dan fungsinya menetapkan label halal.

"Jadi kami tidak akan istilahnya mengklaim ini halal, tidak! Itu tupoksinya bukan di kami. Karena itu kita melakukan pembicaraan-pembicaraan dengan MUI dan BPOM," sebut Erick.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan ketersediaan 329,5 juta vaksin COVID-19 yang bersumber dari berbagai produsen.

Presiden menyampaikan bahwa jumlah dosis vaksin yang telah dipesan, yang 'firm order' dari Sinovac sebanyak 3 juta plus 122,5 juta (dosis).

Kemudian dari Novavax 50 juta, dari Covax GAVI 54 juta, AstraZeneca 50 juta, dari Pfizer 50 juta vaksin.

Sebanyak 3 juta dosis vaksin COVID-19 buatan pabrikan Tiongkok tesebut telah didistribusikan ke daerah. 

Sekedar informasi, Novavax adalah pabrikan vaksin dari Amerika Serikat-Kanada, AstraZeneca merupakan produsen dari Inggris dan Pfizer adalah vaksin dari perusahaan farmasi gabungan Jerman dan Amerika Serikat.

Sementara Covax GAVI adalah kerja sama multilateral antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin Dunia (GAVI) yang terdiri dari 171 negara dengan targetnya menyediakan 2 miliar vaksin hingga akhir 2021.