Erick Thohir: Pendidikan Jadi Kunci Sukses Hadapi Era Disrupsi

MONITORDAY.COM - Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, pendidikan memiliki peran penting dalam menghadapi era disrupsi, situasi di mana pergerakan dunia industri atau persaingan kerja tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru.
Disrupsi menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan disruptif. Cakupan perubahannya luas mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, sosial masyarakat, hingga pendidikan. Era ini akan menuntut siapapun untuk berubah atau punah.
Tidak diragukan lagi, disrupsi akan mendorong terjadinya digitalisasi sistem pendidikan. Munculnya inovasi aplikasi teknologi seperti Uber atau Gojek akan menginspirasi lahirnya aplikasi sejenis di bidang pendidikan.
Untuk konteks pendidikan, perlu adaptif pada perubahan zaman, dimana pelajar dan guru bisa saling bertukar informasi, tidak hanya guru semata tapi pelajar dapat memberikan sudut pandang yang sesuai dengan data dan fakta.
Apalagi teknologi di era disrupsi ini menjadi hal yang nyata, dimana kemajuan teknologi memungkinkan siapa saja melakukan aktivitas melalui smartphone, yang telah menggantikan gaya hidup lazimnya. Artinya, ada banyak perubahan termasuk adanya perubahan jenis pekerjaan yang dibutuhkan.
"Bakal banyak yang menghendaki menjadi Content Creator, Influencer dan Youtuber. Profesi ini justru yang menjadi tren," ucap Erick saat jadi narasumber via virtual di Pembukaan Rakernas IPM dan Dialogue Nasional di Denpasar Bali, Jum'at (10/12/2021).
Lantas apa pentingnya mengetahui tantangan di era disrupsi, Erick melihat ini sangat penting karena ke depan generasi muda bakal melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa, maka penting sekali untuk mempersiapkan diri bisa melanjutkan kepemimpinan bangsa.
Khususnya bagi umat muslim, hal tersebut juga dapat dilakukan melalui kemampuan memajukan Iptek dan menjaga keseimbangan IQ, EQ dan SQ.
Erick juga berpesan bahwa pentingnya memanfaatkan kehadiran tekhnologi, tak dipungkiri ada sisi negatif dan positif, tinggal bagaimana menyeimbangkannya.
Begitupun dengan Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam yang sangat maju dengan kultur pendidikan yang modern, didalamnya ada Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Bergabung dengan IPM menjadi salah satu kesempatan yang baik bagi generasi muda untuk belajar.
Kesempatan itu, Erick juga bercerita tentang semangat Ayahnya, yaknin almarhum Haji Muhammad Tohir yang sukses sebagai pengusaha sejak usianya masih 10 tahun. Sang Ayah sudah memutuskan merantau dari Gunung Sugih ke Tanjung Karang karena Dia yakin bahwa dengan pendidikan bisa merubah nasibnya sebagai individu ataupun keluarga nantinya.
" Begitulah teladan sang Ayah, yang telah membentuk pribadi saya seperti ini. Saya sadar betapa besarnya peran pendidikan dalam menghadapi perubahan. Makanya sampai hari ini, saya terus ya belajar mengupgrade diri dengan menghadiri berbaga kegiatan, apakah melalui bacaan atau sekedar berdiskusi dengan banyak generasi muda," ungkap Erick.
Erick pun mengutip pepatah dari Kyai Haji Muhammad Ahmad Dahlan, bagaimana warisan terbaik seorang ayah adalah dapat membuat keluarganya sebagai teladan.
Untuk itu, Erick mengimbau kepada seluruh peserta Rakernas IPM untuk menghadapi era disrupsi yang penuh ketidakpastian ini dengan tidak sia-siakan kesempatan atas pendidikan ini.
"kita harus belajar lintas ilmu, kalian jangan cuma belajar satu bidang saja tetapi pelajari yang lain. Harus expert di beberapa bidang. Guna mencapai ke level tersebut, terus memperkaya wawasan," tutur Erick.