Erick Thohir dan Keberpihakan Terhadap UMKM

Erick Thohir dan Keberpihakan Terhadap UMKM
Foto: dok. PLN

HARI itu, pertengahan bulan Januari 2022 di Pasar Wisata Bunga Sekar Mulyo, Kota Batu, Malang. Erick Thohir menyempatkan diri menyapa dan bercakap-cakap dengan para petani bunga yang tergabung dalam kelompok tani wisata di sana. 

Di Pasar Wisata itu Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia ke-9 ini didaulat memberikan nama pada dua varietas kembang sepatu hasil persilangan. “Magisha” pada selembar kertas dan disematkan pada bunga yang berwarna merah muda. Sedangkan bunga lain yang berwarna oranye kekuningan diberi nama “Thohira”, karena terkesan seperti nama Jepang.

“Kecantikan bunga ini mengingatkan pada anak saya, Magisha, namanya saya pilih menjadi nama bunga itu,” jawab Erick mengapresiasi petani bunga yang telah membesarkan industri tanaman hias, khususnya di Jawa Timur yang mencakup hampir separuh pasar tanaman hias Indonesia. 

Erick menilai para petani itu mampu untuk memperluas pasar hingga merambah ke tingkat global, dengan melakukan pemanfaatan teknologi.

Platform daring Pasar.id

Para petani di Pasar Wisata Bunga Sekar Mulyo sudah tiga bulan bergabung dalam platform digital Pasar.id yang dikembangkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai fasilitasi perdagangan online kepada pelaku UMKM. Melalui platform tersebut, pelaku industri tanaman hias dapat diakomodasi dengan dibuatkan katalog khusus.

Platform daring Pasar.id diluncurkan oleh BRI pada pertengahan 2020, menjadi upaya adaptasi kebiasaan baru di tengah situasi new normal pandemi Covid-19. Terobosan digitalisasi perdagangan pasar tradisional ini telah menggaet lebih dari 108 ribu pedagang yang tersebar di 4.500-an pasar. BRI merupakan bank BUMN yang terus meningkatkan engagement dengan pelaku UMKM.

Erick percaya bahwa ekonomi Indonesia digerakkan sebagian besar oleh UMKM dan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi masa depan. Pemerintah perlu menggenjot sektor UMKM dengan produk lokal unggulan sebagai bagian dari upaya membentuk ekosistem perekonomian menuju Indonesia menjadi empat negara terbesar di dunia pada 2045, tepat pada peringatan 100 tahun kemerdekaan.

Karena itu perlu kerja sama berbagai pihak untuk mengejar target itu, termasuk BUMN. Kolaborasi yang dilakukan BUMN di antaranya dengan dukungan terhadap UMKM, mulai dari pembinaan hingga permodalan. Apa yang dilakukan BRI dengan transformasi digital ibaratnya seperti menjemput bola, sehingga bisa menjangkau lebih banyak lagi sektor UMKM.

Upaya terbaru dilakukan oleh Kementerian BUMN adalah mendorong bank-bank Himbara menyalurkan pembiayaan kepada usaha ultra mikro. BRI menjadi induk holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang menggabungkan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Khusus PNM, hingga saat ini telah menyalurkan pembiayaan kepada lebih dari 10 juta pelaku usaha ultra mikro.

Dalam dua bulan sejak terbentuk pada September 2021, telah berdiri 150 kantor co-location yang menyatukan kantor-kantor BRI, Pegadaian, dan PNM dalam satu atap, sebagai Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM). Nasabah Pegadaian dan PNM bisa bertransaksi sekaligus menabung, dan sebaliknya nasabah BRI bisa mendapatkan layanan gadai dan tabungan emas di co-location SenyuM.

Ditargetkan pada 2022 sinergi ketiga BUMN tersebut dapat diperluas hingga 1.000 co-location yang mencakup semua provinsi. Didukung oleh aplikasi UMi Corner sebagai platform terintegrasi, terjadi kolaborasi lintas tenaga pemasar produk-produk layanan BRI, Pegadaian, dan PNM. Targetnya tidak hanya mengakselerasi inklusi keuangan, tetapi juga mendorong ultra mikro untuk naik kelas.

PNM yang memiliki program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dengan target sasaran perempuan prasejahtera pelaku usaha mikro mendapat kekuatan tambahan melalui sinergi dengan holding UMi. Program Mekaar sukses mendorong kaum ibu untuk berwirausaha dan berdampak terhadap penciptaan lapangan kerja.

Erick berharap holding UMi bisa meningkatkan proporsi kredit BRI untuk sektor UMKM dan ultra mikro mencapai 85% pada 2025. Secara keseluruhan, pembiayaan untuk UMKM di Indonesia masih sangat tertinggal, yakni baru mencapai 20% dari total pembiayaan. Di negara-negara tetangga pembiayaan untuk UMKM mencapai 50%, bahkan 67% di Jepang dan hingga 80% di Korea Selatan.

Kolaborasi teknologi

Di bidang teknologi, Erick menugaskan Telkom dan Telkomsel memimpin kolaborasi BUMN dalam Merah Putih Fund untuk mendanai berbagai usaha start up. Erick melihat potensi besar start up, dengan turunan dalam bisnis pertanian, media, dan lain-lain. Negara perlu hadir untuk memastikan ekonomi lebih seimbang dengan memberikan pembiayaan bagi UMKM, start-up, dan ultra mikro.

Tidak lupa, di sektor pertanian Erick meluncurkan Program Makmur yang diinisiasi oleh Pupuk Indonesia. Ekosistem pertanian terintegrasi ini merupakan kerja gotong-royong Pupuk Indonesia dengan bank-bank Himbara, dengan offtaker dari RNI Group (holding pangan ID Food), sedangkan potensi gagal panen ditanggung oleh asuransi Jasindo dan Askrindo (Indonesia Financial Group).

Program Makmur dijalankan oleh anak-anak perusahaan Pupuk Indonesia yang berfungsi sebagai project leader di masing-masing wilayah. Per September 2021 luas lahan Program Makmur telah mencapai lebih dari 50 ribu hektar dan melibatkan 31.596 petani, dengan fokus pada sejumlah komoditas seperti padi, jagung, cabai, sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, dan tebu.

Erick juga menegaskan agar BUMN sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi tidak hanya mengejar untung sendiri, tetapi dapat menarik UMKM untuk bertumbuh. Erick melakukan transformasi dalam procurement (pengadaan barang dan jasa) di BUMN dari yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka. Proyek-proyek BUMN dengan nilai di bawah Rp 14 miliar wajib melibatkan UMKM.

UMKM bisa mengakses tender pengadaan barang dan jasa BUMN secara daring melalui marketplace Pasar Digital (PaDi) UMKM. Per Agustus 2021 PaDi UMKM telah menaungi 10 ribu UMKM dengan 130 ribu transaksi, dan total nilai transaksi mencapai Rp 10,4 triliun. Selain itu UMKM juga dapat mem-posting produk-produknya agar dapat dibeli oleh BUMN.

Untuk memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri, UMKM binaan BUMN didorong supaya bisa mendapatkan sertifikat tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Kementerian BUMN bersinergi dengan Kementerian Perindustrian untuk membantu sertifikasi TKDN bagi 6.213 UMK binaan dari 20 BUMN dengan pendanaan dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BUMN.

Selain pembiayaan, pendampingan, hingga membuka akses pasar, Erick juga mendukung pembangunan infrastruktur yang merupakan kolaborasi antara BUMN untuk menekan biaya logistik. Dengan demikian biaya logistik yang menjadi penghambat bergeraknya sektor UMKM dapat diturunkan.

Kepedulian Erick terhadap UMKM tidak hanya dalam bentuk program-program Kementerian BUMN. Beberapa waktu lalu saat acara pembagian Nomor Induk Berusaha (NIB) yang digelar di stadion Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Erick ditantang oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk membantu modal kerja bagi pelaku UMKM yang kebetulan adalah perempuan penyandang disabilitas.

Dalam acara itu Erick menanyakan berapa bantuan modal yang diperlukan. Ternyata pebisnis makanan ringan dengan omzet Rp 1 juta per bulan itu lebih memilih skema lain, yaitu menjadi investor. “Oh, tidak perlu dana, inginnya jadi investor, luar biasa ini, oke sepakat,” tandas Erick tanpa ragu-ragu.

Program NIB bagi UMKM merupakan program pemerintahan Jokowi untuk memastikan negara hadir, tidak hanya menjadikan UMKM sebagai objek. Kementerian BUMN berkolaborasi dengan sejumlah pihak memberi kemudahan bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan NIB melalui sistem Online Single Submission (OSS).

Dengan "Core Value AKHLAK" Erick mendorong keberpihakan nyata kepada UMKM tanpa diganggu oleh oknum-oknum yang berperilaku koruptif. Karena itu, sejak awal Erick melancarkan gerakan bersih-bersih di internal BUMN. Kata Erick, jangan sampai kita punya program-program yang bagus, tetapi ada oknum-oknum di BUMN menghalangi.