Pendidikan Harus Berkarakter dan Mencerdaskan

Pendidikan adalah sebagai ciri peradaban sebuah bangsa maka materi pendidikan harus mengajarkan semangat kebangsaan dan sejarah perjuangan bangsa secara berkelanjutan, yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dalam mewujudkan kemerdekaan.

Pendidikan Harus Berkarakter dan Mencerdaskan
DR. Jaenudin, S.Ag. M.Pd/ (ist)

MONITORDAY.COM - Malam Jumat, 5 Syawal 1441 H, Civitas Akademika mendapat kabar duka dengan meninggalnya salah seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi semester 6 IBM Bekasi, dia adalah Muhammad Ning Iskandar, anak sulung dari tiga bersaudara, yang sudah bekerja sebagai tenaga pengajar disalah satu lembaga pendidikan private, telah menikah dan baru dikaruniai anak berusia 9 bulan, demi menggapai cita-cita sukses dimasa depan almarhum berkuliah sambil bekerja.

Ada kisah haru dan sedih ketika rombongan civitas akademika IBM Bekasi bertakziyah ke rumah duka di Bekasi Utara bertemu dengan ayah dan ibu almarhum sambil menggendong cucu pertamanya yang baru saja ditinggalkan selamanya oleh ayah tercintanya, ketika Rektor IBM Bekasi mengucapkan ucapan belasungkawa dan membebaskan segala tunggakan almarhum selama kuliah, maka ayah almarhum berucap “Terima kasih atas takziyah dan kunjungan serta keluarga kami sangat bangga dengan anak saya setelah berkuliah di IBM Bekasi anak saya mempunyai pemahaman dan pengamalan keagamaan yang sangat membanggakan, ketika Ramadhan tahun kebelakang sebelum wafat, almarhum sangat rajin mengamalkan ajaran agama dan melakukan i’tikaf di masjid 10 hari terakhir Ramadhan, sambil berkaca sangat bangga dengan anaknya seiring menyelipkan do’a dalam ucapannya “semoga Husnul Khatimah”.

Dari cerita di atas sedikit menggambarkan bahwa proses pendidikan yang mencerahkan dan membuat pemahaman serta seseorang diajak untuk memahami eksistensi diri dalam bermasyarakat, keberagamaan, sikap sosial, serta harapan untuk meraih masa depan lebih baik dari sebelumnya, maka konsep pendidikan sesuai dengan harapan seluruh tenaga pendidik dan ahli pendidikan bahwa pembelajaran harus mampu membuat peserta didik menjadi cerdas dan berkarakter untuk dapat merubah watak seseorang menuju kebaikan dan bisa tercerabut dari akar budaya lokal yang kurang mendukung untuk perkembangan kemajuan di masa yang akan datang.

Pendidikan yang Mencerdaskan

Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, bahwa pendidikan tidak hanya dijadikan sebagai alat untuk menaikkan martabat sosial ekonomi semata, namun pendidikan harus memanusiakan manusia, sebagai khalifah di dunia untuk menebar kebaikan dan kedamaian serta ketentraman, sekarang dirasakan lembaga pendidikan hanya memandang satu sisi saja bagaimana setelah selesai nanti bisa bekerja professional, meningkat status sosial dan mandiri secara ekonomi.

Pendidikan yang mencerdaskan idealnya ada penyesuaian bahan ajar dengan kebutuhan di lapangan serta mengacu kepada akar budaya bangsa, yang tertuang dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, bahwa tujuan Pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab", bukan bersumber pada prinsip keilmuan barat yang hanya berorientasi kepada pekerjaan dan dunia industri semata.

Pendidikan adalah sebagai ciri peradaban sebuah bangsa maka materi pendidikan harus mengajarkan semangat kebangsaan dan sejarah perjuangan bangsa secara berkelanjutan, yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dalam mewujudkan kemerdekaan, juga agar peserta didik mampu memahami kemajemukan dan budaya Indonesia serta menjadi generasi yang berkarakter kebangsaan. 

Pendidikan Berkarater

Prof. Dr. HA. Malik Fadjar, M.Sc, mantan Menteri Pendidikan Nasional di Era Presiden Megawati Soekarnoputri mengemukakan bahwa lembaga pendidikan adalah sebagai pusat pembentukan karakter peserta didik (center of character building), dengan penggabungan secara simultan antara pembekalan keahlian dengan pembekalan karakter adalah seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kegiatan di luar akademik dimana kegiatan itu memberi nilai tambah bagi peserta didik dalam hal kepemimpinan dan character building. Sehingga generasi muda kita kelak dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter kebangsaan dengan berbasis keagamaan dan budaya ketimuran.

Selain Pendidikan formal yang mempunyai acuan silabus dan kurikulum yang jelas maka perlu juga penguatan pendidikan informal sebagai alternatif penanaman nilai, pendidikan mempunyai lingkup yang sangat luas, bahkan pendidikan pertama yang didapat adalah pendidikan informal. Maka dari itu, penguatan pendidikan informal bisa menjadi alternatif solusi untuk dapat mendukung atau mengimbangi pendidikan formal di kampus.

Pendidikan karakter sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga mampu membentuk identitas yang kokoh dari setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku (Doni Kusumah, 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo 3-5).

Pendidikan Sistem Online Bisakah?

Di era pandemi Covid-19 sekarang ini karena sesuai dengan aturan pemerintah yang mengharuskan bekerja, belajar dan beribadah di rumah, perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak luar biasa pada berbagai sendi kehidupan. Kampus yang baru saja secara bertahap menerapkan system online pembelajaran tapi tetap dalam koridor mix method antara pembelajaran online dengan pembelajaran konfensional (tatap muka), tapi di era sekarang semuanya menuntut untuk 100% online, apakah pengaruhnya terhadap materi penanaman karakter (character building) terhadap anak didik kita?

Metode belajar yang mulanya konvensional dengan tatap muka di kelas, kini bisa dilakukan dari jarah jauh. Selain efisien, digitalisasi teknologi pendidikan juga menghadirkan pengalaman belajar yang menarik, sehingga cenderung lebih disukai oleh peserta didik.

Kita bisa merancang berbagai bentuk aplikasi belajar yang menanamkan pendidikan karakter dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan internet. Namun, bagaimana cara kita mengenalkan dan memberi petunjuk (guide) dalam memanfaatkan itu semua tetap menjadi faktor penentu sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran online, perlu kedisiplinan dan keteguhan aturan (self regulated learner).

Era internet membuat sumber-sumber belajar yang diakses peserta didik menjadi tak terbatas dan cenderung tak terkontrol sebagai perwujudan dari era globalisasi. Ketidakterbatasan sumber belajar ini rentan membuat peserta didik terpapar hal-hal negatif yang justru kontraproduktif dengan tujuan pendidikan itu sendiri untuk membentuk carakter baik (good character building).

Kemudahan akses informasi juga bisa membuat anak atau siswa menjadi cenderung berpikir pendek, instan, dan cenderung tak memiliki karakter kritis. Budaya copy paste dan maraknya kasus plagiasi, baik di level anak atau siswa, juga di level pendidik dan akademisi menggambarkan bagaimana kemudahan yang dibawa teknologi bisa berdampak negatif bagi proses pendidikan.

Konten-konten kekerasan, hoaks, provokasi, penipuan, hingga pornografi menjadi ancaman serius di era informasi digital. Ini menjadi catatan penting. Jangan sampai internet justru melahirkan anak-anak yang bermental keras kepala, gampang terprovokasi dan melakukan hal-hal yang bertolakbelakang dengan norma sosial dan agama.

Selamat Milad ke-5 IBM Bekasi

IBM Bekasi yang dideklarasikan berdirinya pada 6 Juni 2016 sebagai kampus anak muda yang mempunyai semangat kewirausahaan, yang memadukan antara ranah akademik dengan keahlian berwirausaha dengan semangat keberagamaan sehingga akan melahirkan sosok wirausaha muda yang berkarakter, kampus muda ini telah banyak mengakomodir geberasi muda kelas menengah yang mempunyai cita-cita tinggi untuk maju dan dapat bersaing di masa yang akan datang, maka IBM Bekasi telah mengakomodir hafidz, anak yatim, kelas menengah bawah, semuanya bisa menyenyam pendidikan tinggi dengan fasilitas beasiswa intern atau beasiswa program pemerintah yang ada seperti KIP Kuliah (Bidikmisi), Beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik), Beasiswa Persyarikatan, Beasiswa Hafidz, dan Beasiswa Yatim.

Selamat milad ke-5 IBM Bekasi semoga dedikasi dan semangat pengabdian untuk mencerdaskan negeri mendapat ridha dan karunia Allah SWT. Amiin
Wallau’alam bil shawab.

Oleh: Dr. H. Jaenudin, S.Ag., M.Pd (Rektor IBM Bekasi)
Dalam Rangka Milad ke-5 IBM Bekasi, 6 Juni 2015 – 6 Juni 2020