Era New Normal: Paradigma Baru Supaya Masyarakat Hidup Aman dan Nyaman
Masyarakat hendaknya mematuhi protokol kesehatan dan dengan penerapan tatanan kenormalan baru nanti masyarakat harus terus membudayakan pola hidup yang sehat, yang sebelumnya belum pernah diterapkan

MONITORDAY.COM - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Bursah Zarnubi menanggapi rencana pemerintah yang bakal menerapkan tatanan kenormalan baru kala Pandemi Covid-19. Ia menilai, normal baru memang harus dilaksanakan, meskipun hal itu menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.
Menurutnya, kehidupan normal baru merupakan paradigma baru tentang bagaimana masyarakat belajar hidup nyaman dalam suatu sistem sosial masyarakat selama pandemi COVID-19 tidak sirna di bumi Indonesia, karena belum ada indikasi bahwa pandemi ini akan berakhir.
"Karena itu kehidupan juga tidak boleh berhenti. Semua aktivitas ekonomi, bernegara, dan lain-lain harus berjalan dan kita harus selamat dari ancaman COVID-19 ini. Artinya, perlu ada pengendalian, perlu ada protokol-protokol kesehatan dan lainnya yang bisa mengurangi serbuan COVID-19 ini," kata Bursah dalam web seminar (Webinar) halal bihalal millenials talk bertajuk "Catatan Kaum Muda untuk New Normal" di Jakarta, Sabtu (30/5) malam
Lebih lanjut Bursah berharap penerapan kehidupan normal baru tidak menimbulkan gejolak sehingga protokol kesehatan dan fasilitas rumah sakit di seluruh Indonesia, terutama RS di daerah yang menjadi sentrum perkembangan penyebaran COVID-19, harus dipersiapkan.
"Sebab, kalau tidak, kita akan menghadapi bencana yang bisa lebih besar kalau kita tidak siap," ujarnya.
Selain itu, Bursah juga meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan dengan penerapan tatanan kenormalan baru nanti masyarakat harus terus membudayakan pola hidup yang sehat, yang sebelumnya belum pernah diterapkan.
"Kita mulai akrab dengan hand sanitizer, menggunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak, minum vitamin C, E dan D, karena itu akan menjadi budaya panjang. Kalaupun misalnya COVID-19 ini selesai dua tahun lagi, kita tetap menggunakan hand sanitizer dan masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Sebab, kalau tidak kita rentan terkena virus," katanya.
Di sisi lain, Bursah juga meminta kaum milenial membangun rasa optimisme dalam penerapan tatanan kehidupan normal baru, apalagi dengan jumlah kaum milenial saat ini yang mencapai 92 juta orang.
"Mereka harus menjadi tauladan dan mengedukasi masyarakat luas dengan cara mengikuti protokol kesehatan itu sendiri," tandasnya.