Ekonomi Digital Tumbuh Impresif, Jokowi dan PDIP Kian Populer di Kalangan Milenial

Di Indonesia, industri digital tumbuh impresif. Paling kinclong di antara semua sektor industri. Bahkan dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Ekonomi Digital Tumbuh Impresif, Jokowi dan PDIP Kian Populer di Kalangan Milenial
Presiden Jokowi saat menghadiri Rakernas PDIP/Net

MonitorDay.Com - Kuatnya pesona industri digital telah menjadi trend global saat ini. Bekerja di industri digital jadi impian generasi milenial. Berbagai penelitian ilmiah telah mengonfirmasi hal tersebut. Riset yang dipublikasikan portal U.S. News misalnya, menyebut posisi Top 10 Jobs for Millennial, empat diantaranya merupakan profesi di industri digital dan teknologi informasi.

Di Indonesia, industri digital tumbuh impresif. Paling kinclong di antara semua sektor industri. Bahkan dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Tali Foundation dan Pengamat Ekonomi Digital, Jusmane Dalle, menyebut raihan ini tak lain lantaran respon cepat dari Pemerintah dalam merespons gemuruh pergerseran lanskap ekonomi ke arah digitalisasi. Hal ini, kata Jusmane, terlihat dari kebijakan dan program-program promotif pemerintah untuk menghela industri digital.

“Bulan Agustus tahun 2017, pemerintah merilis Peraturan Presiden tentang Road Map Ecommerce Indonesia tahun 2017-2019. Pemerintah juga proaktif menjaring investor global yang diarahkan ke sektor industri digital. Mulai dari memboyong para pendiri startup untuk muhibah ke Silicon Valley, hingga proses perizinan yang dibuat ringkas,” tuturnya.

Berbagai lembaga internasional, kata Jusmane, bahkan memberikan apresiasi terhadap iklim industri di Indonesia. Seperti predikat 12 of The Most Startup Friendly Countries dari Young & Rubicam dan Wharton School of the University of Pennyslvania. Singkatnya, menurut Jusmane, Indonesia sudah berada di track yang benar untuk menjaga bangsa terdepan di industri digital.

Jusmane Dalle lebih lanjut menuturkan, bahwa berbagai capaian industri digital yang dapat dirasakan secara empirik dan disokong oleh data statistik, amat menarik untuk kita telaah lebih lanjut dalam konteks Pilpres dan Pileg yang digelar tahun 2019.

“Mengidentifikasi milenial sebagai aktor utama industri digital merupakan pintu masuk untuk mengintroduksi preferensi politik segmen pemilih jumbo ini. Terlebih, milenial kini jadi rebutan di pentas kontestasi politik nasional,” kata Jusmane.

Menariknya, kata Jusmane, sokongan yang kuat dari pemerintah terhadap industri digital, ternyata berdampak positif secara elektoral. Hal ini menurut dia, terlihat dari survei Saiful Mujani Research Center (SRMC) tahun 2017 silam, pasangan Joko Widodo-Maruf Amin unggul di kelompok pemilih usia muda. Senada, survei LSI Denny JA yang digelar pada Agustus 2018 juga menangkap hasil serupa. Sebanyak 50,8 persen responsen pemilih muda usia 17-39 tahun melabuhkan pilihan ke Jokowi-Ma’ruf, sedangkan Prabowo-Sandi meraup 31,8 persen.

Kulminasinya, kata Jusmane, sokongan terhadap industri digital juga berefek positif terhadap keterpilihan (electoral) di tingkatan partai politik. Dalam hal ini, kata Jusmane, PDI Perjuangan sebagai pengusung utama pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin menjadi parpol paling populer di kalangan milenial. PDIP menurutnya, bahkan mengalahkan popularitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI), meski partai baru ini paling getol membangun citra sebagai partainya anak muda.

Kuatnya dukungan milenial ke PDIP menurut Jusmane, tak lepas dari cottail effect yang diperoleh dari sosok Presiden Jokowi. Karena kata Jusmane, walau bagaimanapun juga, Jokowi tetap identik dengan PDIP. “Di luar Jokowi effect, belakangan ini PDIP memang mulai aktif mendekati milenial dengan mengkomunikasikan caleg-caleg muda dari kalangan selebritas dan pesohor,” tuturnya.