Duh, Ilmuwan Dunia Khawatirkan Indonesia dalam Tangani Covid-19

Para ilmuwan dunia menyoroti kesiapan Indonesia dalam menghadapi virus corona. Terutama karena melihat tingkat kematian yang cukup tinggi dibanding negara-negara lainnya di Asia tenggara.

Duh, Ilmuwan Dunia Khawatirkan Indonesia dalam Tangani Covid-19
Ilustrasi foto/Net

MONITORDAY.COM – Para ilmuwan dunia menyoroti kesiapan Indonesia dalam menghadapi virus corona. Terutama karena melihat tingkat kematian yang cukup tinggi dibanding negara-negara lainnya di Asia tenggara.

Indonesia memang baru mengumumkan kasus pertama positif pada 2 Maret 2020 silam. Namun, jumlah kasus terus melonjak signifikan dan persentase kematian mencapai angka 9,3 persen. Hingga Senin (23/3), sudah ada 514 pasien dilaporkan terinfeksi COVID-19 dan 48 di antaranya meninggal dunia. Hal tersebut memicu kekhawatiran dunia internasional. 

Dalam laporan The Sydney Morning Herald, pemerintah Indonesia dinilai telah menyangkal penyebaran virus corona selama berminggu-minggu. Indonesia baru hanya menguji sekitar 1.500 orang dari sekitar 270 juta total penduduk. Tentu jumlah tersebut terbilang rendah dari negara lain yang jumlah populasinya di bawah Indonesia. Contoh, Australia yang kurang lebih telah memberlakukan tes pada 80 ribu penduduknya, sementara Korea Selatan yang telah mengetes 250 ribu penduduknya. 

Profesor virologi Universitas Queensland, Ian Mackay, menyoroti situasi di Indonesia saat ini yang dianggap berpotensi menyebabkan kondisi lebih buruk ke depannya. 

"Ketika Anda melihat banyak kematian dalam waktu singkat (seperti yang terjadi di Indonesia), itu menunjukkan ada beberapa kasus selama beberapa waktu. Juga, kami telah melihat banyak wisatawan yang terinfeksi keluar dari Indonesia sehingga itu bukanlah tempat yang aman dari virus corona," ujar Mackay. "Mereka (angka infeksi saat ini) hanya belum cukup diuji."

Tingkat kematian di Indonesia saat ini lebih tinggi daripada rata-rata internasional. Hal itu membuat dosen ahli politik Asia Tenggara di Griffith University, Lee Morgenbesser, paling mengkhawatirkan kondisi di Indonesia.

"Dari semua negara di Asia Tenggara, Indonesia yang paling saya khawatirkan. Populasinya sangat besar dan birokrasi yang tidak efisien," kata Morgenbesser.

Ini tentu berbeda dengan Singapura yang mengumumkan kasus COVID-19 pertama kali pada 23 Januari 2020 silam. Saat ini jumlah penduduk yang terinfeksi di negara tersebut mencapai 455 orang. Dua orang diumumkan meninggal dunia, dan satu orang di antaranya diketahui adalah WNI. Sementara total penduduk yang berhasil disembuhkan mencapai 144 orang. 

Asisten profesor penyakit menular National University of Singapore, Clarence Tam, menyebut Singapura dan Hong Kong telah menangani wabah virus corona dengan baik. Sebab, dua negara tersebut didukung dengan luas wilayah yang sempit serta jumlah penduduk yang relatif sedikit. Oleh karena itu, mereka tak terlalu sulit dalam melakukan pelacakan kontak. 

Selain itu, mereka sudah berpengalaman dalam menghadapi epidemi SARS pada 2003. Itu artinya dalam kurun 15 tahun terakhir, baik Singapura maupun Hong Kong, telah memiliki kapasitas dan infrastruktur yang baik guna menangani wabah sejenis.