Dubes Hermono: Perlu Revitalisasi Kerjasama Ekonomi Indonesia Malaysia

MONITORDAY.COM - Inisiatif kerjasama sub-kawasan antara Indonesia dengan Malaysia dan Thailand masih belum menunjukkan perkembangan yang berarti dalam implementasinya. Tantangan untuk mewujudkan kerjasama sistem pembayaran antara Bank Indonesia dengan Bank Negara Malaysia juga cukup besar. Sehingga perlu upaya revitalisasi agar kerjasama tersebut terwujud nyata dan produktif.
Hal tersebut terungkap dalam Diskusi Virtual Kopi Pahit bersama Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono pada Selasa (24/8/2021).
Menurut Dubes yang telah 35 tahun berkarir sebagai diplomat ini, dalam kerjasama sub kawasan masih ada disconnectivity antara inisiatif kerjasama yang lebih luas di tingkat ASEAN dengan kerjasama sub-kawasan. Disamping itu proyek-proyek yang diklaim sebagai implementasi kesepakatan Segi Tiga Pertumbuhan masih sebatas yang dibangun oleh masing-masing negara.
Sementara volume transaksi pembayaran menggunakan Ringgit Malaysia dan Rupiah juga masih relatif kecil. Salah satu faktor yang ditengarai adalah volatilitas mata uang lokal terhadap US Dollar dan ‘trust’ atau kepercayaan para pelaku ekonomi terhadap stabilitas nilai tukar masing-masing negara.
Sebelumnya dalam hal sistem pembayaran ada kesepakatan antara Bank Indonesia dengan Bank Negara Malaysia adalah Local Currency Bilateral Swap Agreement (LCBSA) dan Nota Kesepahaman di bidang Sistem Pembayaran dan Inovasi keuangan digital, termasuk pengawasan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APU/PPT).
LCBSA memungkinkan dilakukannya pertukaran mata uang lokal antara kedua bank sentral dengan nilai maksimum RM8 miliar atau Rp28 triliun (kurang lebih setara USD 2 miliar). Langkah ini akan melengkapi upaya untuk mendukung penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk memfasilitasi kegiatan ekonomi lintas batas antara Malaysia dan Indonesia. Perjanjian tersebut berlaku efektif selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
Sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi dan layanan keuangan, Nota Kesepahaman menjadi sebuah penegasan komitmen kedua bank sentral untuk mendukung pengembangan sistem pembayaran dan mendorong inovasi keuangan digital serta memperkuat implementasi kebijakan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme sebagai bagian dari inisiatif untuk memajukan pengembangan keuangan dan kerjasama antara kedua negara.
Nota Kesepahaman merupakan landasan pelaksanaan berbagai kerjasama kedua negara yang diimplementasikan melalui beberapa bentuk kegiatan yaitu dialog kebijakan, pertukaran informasi, kolaborasi inovasi dan pengembangan kapasitas. Pertemuan juga membahas perkembangan ekonomi dan keuangan terkini, termasuk di bidang keuangan syariah, pembiayaan sosial dan pengembangan pasar keuangan.
Indonesia dan Malaysia tak hanya serumpun. Kedua negara memiliki tantangan yang sama dalam mengembangkan ekonomi kawasan. Salah satunya di sektor finansial. Malaysia sebagai sebuah negara telah menjadi salah satu negara dengan perekonomian yang unggul. Keunggulannya mampu mengungkit daya tarik kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu potensi pertumbuhan ekonomi.