Djarot Berpeci dan Suara Umat Islam yang Diperebutkan
Djarot menggunakan peci di surat suara, hal tersebut merupakan upaya pula untuk mengurangi efek 'Coblos Pecinya' pada pasangan Anies-Sandi serta untuk meningkatkan elektabilitas Djarot.

MONDAYREVIEW.COM – Politik adalah persepsi. Dengan demikian politik tak melulu soal fakta dan kenyataan. Di sinilah peran para konsultan politik diantaranya, untuk mengemas penampilan para kandidat.
Pada Pilkada DKI Jakarta, pada putaran pertama penampilan para kandidat telah terlihat diferensiasinya. Hal tersebut diantaranya dapat terkonfirmasi dalam surat suara di Pilkada DKI Jakarta putaran pertama (15 Februari 2017).
Bagaimana pasangan AHY-Sylvi dengan citra muda, pembaruan; Ahok-Djarot yang mencoba melanjutkan sukses Jokowi-Ahok di tahun 2012 dengan kemeja kotak-kotak; dan Anies-Sandiaga dengan peci dan slogan “Coblos Pecinya”.
Tentu tampilan luar dari ketiga kandidat tersebut telah melalui pertimbangan. Maka ketika pada putaran kedua, Djarot Saiful Hidayat mengubah foto penampilannya di surat suara dengan menggunakan peci, tentu hal tersebut telah melalui pertimbangan masak-masak.
Tak dipungkiri pasangan Ahok-Djarot berusaha menambah suaranya di kalangan umat Islam. Maka simbol yang akrab dengan Islam pun digunakan, dalam hal ini peci. Ahok pernah menggunakan peci ketika menyambut Raja Salman di bandar udara Halim Perdanakusuma.
Sementara itu sosok Djarot yang memiliki identitas muslim pun dimajukan untuk blusukan dan menggunakan “kartu” Islamnya. Dalam pengajian memperingati Supersemar pada 11 Maret 2017, Djarot mencoba mencari simpati kaum Islam sebagai contoh.
Maka jika pada putaran kedua, Djarot menggunakan peci di surat suara, hal tersebut merupakan upaya pula untuk mengurangi efek “Coblos Pecinya” pada pasangan Anies-Sandi serta untuk meningkatkan elektabilitas Djarot.
Dengan persentase 85% pemilih muslim di DKI Jakarta, suara umat Islam memang diperebutkan. Tentu umat Islam seyogianya berharap pemimpin di DKI Jakarta nantinya akan mampu menghadirkan nilai-nilai positif dari Islam seperti toleransi, moderat, saling mengasihi, berkeadilan.