Darurat Air Bersih di Asmat

Survei geolistik tahun 2016, sumber air bersih ditemukan di kedalaman 220 meter.

Darurat Air Bersih di Asmat
Foto: Suandri/Monitorday

MONDAYREVIEW.COM - Ketersediaan air bersih adalah salah satu dari sekian masalah kronis di Asmat. Di daerah pinggiran laut dan rawa-rawa seperti Asmat, air bersih merupakan elemen penting.

"Nah itu yang menjadi masalah terbesar kami," kata Wakil Bupati Asmat Thomas E Safanpo saat berbimancang di Agats.

Tahun 2006, Pemkab Asmat pernah melakukan survei geolistik untuk mencari potensi air bersih, sumber air bersih ditemukan di kedalaman 220 meter.

Namun proses pengeborannya memerlukan teknologi canggih dengan biaya yang tidak sedikit. "Sehingga ini menjadi kendala kita," ujar Thomas.

Pemkab juga pernah menggandeng TNI untuk melakukan pipanisasi air laut untuk diolah jadi air bersih pada 2008. Hingga saat ini proyek tersebut mangkrak, tak lagi disentuh.

"Alatnya itu berat banget tidak bisa didorong kondisi kita seperti ini,  tanah berlumpur.  kalau dibawa kesini bisa tertanam didalam rawa-rawa," imbuh Thomas.

Air hujan adalah satu-satunya sumber air bersih yang bisa didapatkan. Hampir seluruh rumah-rumah dan fasilitas publik di Agats memiliki bak-bak penampungan air berukuran besar di halaman rumah atau di atas atapnya. Biasanya mereka memiliki lebih dari satu bak penampung. Jika musim panas, masyarakat harus mencari air ke luar pulau.

Tokoh masyarakat Asmat, Norbertus Kamona mengatakan, mereka harus menempuh jarak 100 km di perairan Agats. Air tersebut digunakan untuk kebutuhan fasilitas publik dan keperluan rumah tangga.

“Kita ambil sesuai dengan kapasitas kapal yaitu dua ratus ton. Dua ratus ton di supplai untuk satu minggu dan didistribusikan di tiap dermaga," kata Kepala Stasiun Navigasi Radio Laut ini.

Dirinya menyayangkan proyek pipanisasi yang dikerjakan pada tahun 2008, tetapi belum bisa terealisasi. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan air bersih dalam kesehariannya.

Anggota Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes drg. Kamaruzzaman yang diturunkan dalam penanganan wabah campak di Asmat menuturkan, air bersih adalah kunci pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Salah satunya (program rekoveri) kita ingin tingkatkan kesehatan lingkungan, pengadaan air bersih murah mudah dan bisa diakses semua," katanya.

[Mrf]