MONITORDAY.COM - Dunia sedang berubah dengan akselerasi yang terus meningkat. Dari hari ke hari persaingan di berbagai aspek kehidupan menjadi semakin ketat. Tak pelak lagi, inovasi menjadi andalan dalam memenangkan persaingan itu.
Di bidang ekonomi, melalui teknologi baru, telah diciptakan model-model bisnis yang tak terbayangkan sebelumnya. Teknologi menjadi pemicu utama perubahan industri, dan perubahan itu sangat cepat.
Saat ini, mesin-mesin pintar yang dipadukan dengan kekuatan sumber daya manusia bisa menghasilkan apapun. Pemahaman baru tentang perilaku manusia, mengidentifikasi sektor-sektor apa saja yang potensial akan tumbuh, dan tentunya mampu menciptakan peluang-peluang ekonomi baru.
Atas dasar itu, Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi mengadakan kuliah umum yang bertema Kewirausahaan Digital dengan menghadirkan pemateri Abdul Bari, selaku Corporate Secretary PT Jamkrindo.
Dalam paparannya Abdul Bari mengatakan secara global kehadiran teknologi yang begitu masif mendatangkan banyak kemudahan. Namun, di sisi lain arus digitalisasi juga telah menghilangkan 1 - 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015 - 2025 karena digantikannya peran manusia oleh otomatisasi.
"Mengutip Rhenal Kasali, sepanjang tahun-tahun ke depan akan ada pengurangan tenaga kerja di seluruh dunia akibat otomatisasi sebanyak 47% tenaga kerja di seluruh dunia yang akan digantikan oleh mesin," kata Abdul Bari.
Meski begitu, Pria bergelar Doktor dari Universitas Negeri Jakarta itu mengutarakan, era digitalisasi juga berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025.
Dalam kuliah umum kewirausahaan berjudul 'Menyongsong Kewirausahaan Digital Indonesia', menurut Abdul Bari ditarik dari klasifikasi, kewirausahaan digital merupakan subkategori dari kewirausahaan dimana organisasi tradisional yang bergerak secara fisik digitalisasikan sehingga wirausaha digital berubah dalam bentuk usaha baru.
Dari sinilah dikenal istilah technopreneur yang melahirkan berbagai platform yang memberikan peluang bisnis baru seperti kehadiran marketplace Tokopedia, Bukalapak, Gojek dan sebagainya.
Di hadapan ratusan mahasiswa Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi, Abdul Bari juga memprediksi Di masa yang akan datang 65% murid sekolah dasar akan bekerja di bidang pekerjaan yang belum pernah ada.
Bari menganggap disrupsi itu sebagai keniscayaan, kalau tidak siap dengan perubahan itu lama-lama akan decline, terjadi penurunan yang signifikan. Terobosan itu memberikan dampak salah satunya pengurangan terhadap manusia atau tenaga kerja.
Disrupsi, kata Abdul Bari, suka gak suka, senang gak senang, siap gak siap, bakal terjadi, itu akan tiba pada saatnya. Tinggal kesiapan kita melakukan kesinambungan usaha kita.
Abdul Bari yang menjabat Corporate Secretary
PT Jamkrindo sejak 2017 itu kepada mahasiswa IBM Bekasi memberikan sedikit pengalamannya bagaimana upaya PT Jamkrindo mengakomodir kebutuhan UMKM untuk mengakses modal dan pelatihan.
Salah satunya dengan menyediakan sebuah platform layanan akses keuangan UMKM, yaitu 'UMKM Layak' aplikasi Jamkrindo guna menyongsong era digital untuk kemudahan para entrepreneur dan UMKM.
Dari platform itu Jamkrindo memberikan pelatihan kelas bisnis kepada wirausahawan pemula untuk mendapatkan informasi mengenai bisnis yang sustain. Sebab, untuk mengimbangi era disrupsi, peningkatan kompetensi menjadi syarat utama, itu erat kaitannya.
Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan kekuatan pasar, Abdul Bari mengharapkan ada kerjasama yang baik dari sisi kemitraan dengan institusi pendidikan yang memiliki banyak tenaga ahli, menguasai local knowledge, serta beberapa mahasiswa IBM Bekasi telah terjun langsung di dunia kerja dan kewirausahaan.
Dengan adanya kemitraan ini bertujuan menghasilkan kontribusi signifikan bagi masyarakat Indonesia, bagaimana menciptakan lapangan kerja di masa depan, meningkatkan kesejahteraan, dan membangun akses terhadap permodalan.
"Dari sini, kami meyakini akan tumbuh wirausahawan baru atau pekerja profesional yang memiliki mindset entrepreneurship," tutupnya