Ciptakan Hujan Buatan Atasi Karhutla dan Kemarau, BPPT Lakukan Teknologi Modifikasi Cuaca
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kabut asap di Riau, Kalimantan dan sejumlah provinsi lain di Indonesia perlu dilakukan teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan secara sistemik dan berkelanjutan.

MONITORDAY.COM - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kabut asap di Riau, Kalimantan dan sejumlah provinsi lain di Indonesia perlu dilakukan teknologi modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan secara sistemik dan berkelanjutan.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi berencana akan menggunakan kapur tohor aktif (CaO) sebagai bahan semai untuk mendorong pertumbuhan awan dalam upaya menciptakan hujan buatan, terutama untuk menangani kebakaran hutan dan lahan
"Kami akan tingkatkan upaya TMC [teknologi modifikasi cuaca] dengan upaya kapur tohor aktif sebagai bahan semai, disemai pagi hari untuk meningkatkan kualitas udara yang memudahkan pertumbuhan awan," kata Hammam Riza melalui siaran pers, Selasa (17/9).
Setelah awan baru muncul, maka akan dilanjutkan dengan penyemaian garam (NaCl) pada siang hingga sore hari sehingga dapat mendatangkan hujan buatan. Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, dalam waktu sebulan ke depan, kondisi udara masih kering.
Oleh karena itu, BPPT akan terus berupaya melakukan peningkatan efektivitas TMC dengan menambahkan penggunaan upaya kapur tohor aktif (CaO) sebagai bahan semai.
Sebagai informasi, setelah menggelar rapat terbatas pada Senin (16/9) terkait penanganan karhutla di Riau, Jokowi mengeluarkan tiga instruksi. Pertama, Presiden meminta Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) untuk memperluas cakupan hujan buatan serta menambah pasukan dan petugas pemadaman.
Kedua, meminta aparat kepolisian mendindak tegas para pelaku pembakaran hutan mulai korporasi hingga individu. Terakhir, Jokowi meminta pencegahan agar titik api yang sudah diketahui tidak membesara dan meluas.