Cegah Intoleran dan Hoaks, Pemuda Muhammadiyah - GP Ansor Tangsel Selenggarakan Millineal Leadership Camp
Dalam membendung arus intoleransi dan hoaks di kalangan remaja atau pelajar, Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor Tangerang Selatan mengadakan kegiatan Millineals Leadership Camp. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 2-4 November 2018, di Vila Darul Ikhlas, Serua Indah, Kota Tangerang Selatan.

MONITORDAY.COM – Untuk membendung arus intoleransi dan hoaks di kalangan remaja atau pelajar, Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor Tangerang Selatan mengadakan kegiatan Millineals Leadership Camp. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 2-4 November 2018, di Vila Darul Ikhlas, Serua Indah, Kota Tangerang Selatan.
Pembukaan acara ini dihadiri oleh Wakil Walikota Tangerang Selatan Drs. H. Benyamin Davnie dan Kepala Polisi Resort Kota Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan.
Dalam kata pengantar, Ferdy menilai perkembangan teknologi informasi saat ini bagi generasi muda sangat positif. Namun, dia mengakui tidak sedikit juga teknologi ini bisa memberi pengaruh negatif jika dipergunakan salah oleh para masa depan bangsa.
Dia juga mengingatkan kepada peserta pelatihan untuk selalu memegang teguh semboyan negara Indonesia ‘bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetap satu jua’
“Indonesia bisa berdiri kokoh hingga saat ini karena memegang teguh semboyan tersebut, karena di dalamnya terdapat berbagi suku, agama, bangsa yang bersatu. Ini harus kita pahami, jangan sampai lupa bagaimana terbentuknya negara kita ini,” katanya di Ciputat, Tangsel, Jum’at malam (2/11/2018)
Artinya, lanjut Ferdy, dalam membangun bangsa selaku generasi muda tidak boleh terpecah dengan mengikuti paham-paham yang hendak memecah belah persatuan NKRI.
Selain itu, dia juga mengharapkan kepada para peserta leadership champ ini agar menjauhi hal-hal yang negatif yang merusak pribadi maupun lingkungan sekitarnya, diantaranya narkoba dan tawuran antar sekolah maupun kelompok remaja.
Dalam kesempatan sama, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengajak kepada para pelajar yang mengikuti pelatihan untuk selalu bersyukur dengan kondisi Tangerang Selatan saat ini relatif aman dan tidak mengalami cobaan musibah seperti daerah Palu dan Lombok.
“Bisa dibayangkan bagaimana saudara kita di sana yang saat ini diberikan cobaan, sedangkan adik-adik di sini tidak mengalami sesulit yang mereka alami. Cara bersyukur itu ya melihat orang yang dibawah atau sulit dibandingkan kita, kalo lihatnya kepada yang lebih maka rasa syukur kita belum tentu sampai,” tuturnya di hadapan puluhan pelajar peserta Millienal Leadership Camp
Lebih jauh, Benyamin menambahkan bahwa kepintaran itu harus juga perlu ditopang dengan pengetahuan moral dan agama (keimanan). Jika otak dan pikiran hanya diisi dengan ilmu pengetahuan semata terkadang hanya emosional yang berperan mengalahkan akal sehat (hati nurani), maka dalam prakteknya manusia model ini tidak bisa memilah mana keputusan baik atau buruk yang harus diambil olehnya.
“Banyak para pelajar kita yang senang tawuran, tidak sedikit yang menemukan ajal. Hal ini dikarenakan emosi di akal pikirannya, mereka tidak kuasai (taklukkan) dengan keimanannya,” imbuhnya.
Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan, dia mengatakan akal ini juga ikut berperan, jika memilih keputusan berdasarkan emosional tanpa hati nurani maka bisa berakibat fatal. Dia menuturkan bahwa tugas seorang pemimpin itu harus menanggung segala risiko dan akibat atas keputusan yang dia ambil.
“Seorang pemimpin itu harus berani menanggung risiko dari keputusan yang diambil, inilah salah satu karakter pemimpin milineal, bertanggung atas pilihan yang menjadi pilihannya,” tegasnya
Dalam perkembangan teknologi di era industri 4.0, Benyamin berharap kepada generasi milineal khususnya di Tangsel harus menguasainya agar selalu bisa berkembang dan berimprovisasi agar tidak ketinggalan zaman.
“Dengan menggunakan akal dan hati nurani serta keimanan ditambah dengan menguasai teknologi secara positif. Maka akan terlahir pemimpin-pemimpin masa depan yang senantiasa berinovasi untuk kepentingan masyarakat dan Negara dalam lingkup secara luas,” pungkasnya.
Direktur Eksekutif IYDSi, Dedy Candra mengatakan, saat ini pelajar menghadapi berbagai tantangan, mulai dari Radikalisme dan bahaya konten hoax di media sosial "Kegiatan ini memiliki output untuk membentuk pelajar menjadi Agen perdamaian," katanya.
Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang Selatan, Zaki menjelaskan, sebagai generasi masa depan perlu mendapatkan pengetahuan yang akan memperkuat nilai ke-Indonesia-an. " Pelajar ini nantinya akan memiliki nilai Muda Indonesia Toleran Ramah " katanya.
Ditengah era Revolusi Teknologi 4.0, perlu kiranya memperkuat pelajar-pelajar Indonesia agar bisa memberikan kontribusi positif dalam ruang media sosial. "Pelajar akan diberi bekal cara membuat konten positif dan kreatif di media sosial," kata Eko Ketua BALAD Tangerang Selatan.
Perlu diketahui, kegiatan Millenials Leadership Camp ini diinisiasi oleh beberapa organisasi, antara lain IYDSi, BALAD Tangerang Selatan, GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, IPNU dan IPPNU serta IPM Kota Tangerang Selatan. Acara ini melibatkan lebih kurang dari 50 sekolah tingkat Menengah Atas se-kota Tangerang Selatan dengan mengutus dua perwakilan siswanya sebagai peserta kegiatan tersebut.