Cegah Banjir Terulang, Hilir Sungai Rangkui Pangkalpinang Dikeruk

Pangkalpinang - Untuk mengantisipasi terulangnya banjir, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pangkalpinang merevitalisasi sungai Rangkui. Ini merupakan sungai utama di Pangkalpinang yang alirannya melintasi pusat kota.

Cegah Banjir Terulang, Hilir Sungai Rangkui Pangkalpinang Dikeruk
fikar

Revitalisasi sungai Rangkui sepanjang 1 km dimulai dari hilir, yakni di sekitar kawasan Teluk Bayur dan jembatan Semujur. Sungai dengan lebar rata-rata 20 meter ini dikeruk hingga kedalaman sekitar 3 meter.
 

Normalisasi sungai rangkui/ Ifah detikcom



"Ini langkah kita untuk mengatasi banjir. Sedimentasi sungai ini memang sudah sangat tinggi sehingga harus dikeruk," ujar Kadis PU Kota Pangkalpinang, Suparlan Dulaspar di Sungai Rangkui, Pangkalpinang, Babel, Rabu (13/7/2016).

Tampak satu unit eskavator yang diletakkan di atas ponton sibuk mengeruk endapan tanah di dalam sungai. Endapan tersebut diletakkan di pinggir sungai untuk kemudian diangkut ke lokasi lain yang berjarak sekitar 4 km dari kawasan tersebut. Sehingga nantinya endapan itu tidak menjadi sedimen baru di tepi Sungai Rangkui.

"Nanti endapannya ini kita angkut ke lokasi kosong di dekat Pantai Pasir Padi. Sebagian lainnya akan kita gunakan untuk membuat jalan inspeksi," kata Suparlan.

Satu eskavator lainnya terlihat masih diparkir di tepi sungai. Eskavator ini belum dapat digunakan karena debit air sungai surut sehingga kapal ponton untuk angkut alat berat tak dapat melintas alias kandas. Nantinya pihak kontraktor yakni PT Putra Yos Nael Sejati akan mengerahkan 4 eskavator untuk normalisasi sungai ini.

Petugas pelaksana dari PT Putra Yos Nael, Edi Nursali mengatakan, salah satu kendala pengerukan ini adalah adanya perahu-perahu nelayan yang masih banyak diparkir di sungai. Keberadaan perahu ini menyebabkan pengerukan sungai terhambat. Di beberapa titik juga masih ada warga yang melakukan penambangan timah ilegal, sehingga menambah sedimentasi sungai.

"Kami sudah sosialisasi kepada para nelayan. Kami mohon supaya memindahkan dulu parkir perahunya. Pengerukan ini kan demi kebaikan kita bersama," ujarnya.

Normalisasi hilir Sungai Rangkui ini diharapkan akan rampung akhir Desember 2016. Proyek ini menelan dana APBD sekitar Rp 8 miliar.

Seperti diketahui, pada Februari dan Maret 2016, Kota Pangkalpinang dan beberapa kabupaten di Bangka Belitung dilanda banjir besar. Saat itu hujan deras turun hingga beberapa hari dan air laut pasang.

Warga banyak yang tak menyangka akan terjadi banjir besar. Sebab, Pangkalpinang terhitung jarang dilanda banjir. Banjir serupa, terjadi pada 30 tahun yang lalu, yakni tahun 1986. Warga setempat menyebut, banjir besar akan terulang di Pangkalpinang setiap 30 tahunan.