Cara SLBN1 Kabupaten Badung Mempersiapkan Keterampilan Peserta Didik

Anak-anak kita ketika masuk jenjang SMA kita magangkan di dunia usaha dan industri.

Cara SLBN1 Kabupaten Badung Mempersiapkan Keterampilan Peserta Didik
SLBN 1 Kabupaten Badung (dit.PPKLK)

MONDAYREVIEW.COM - Ragam keterampilan diberikan agar dapat menjadi bekal bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ketika nantinya merampungkan jalur sekolahnya. Di SLBN 1 Kabupaten Badung yang terdiri dari anak tunarungu, tunagrahita, autis, dan tunadaksa ini, persiapan keterampilan itu dimatangkan dengan program magang.

“Dari awal dipersiapkan supaya ketika lulus SMA punya keterampilan yang dapat dijadikan bekal supaya dia dapat melamar pekerjaan. Upaya yang kami lakukan anak-anak dibekali dengan ijazah formal serta ijazah sertifikat dari asosiasi profesi,” ujar Edi menerangkan keunggulan sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1984 ini.

“Anak-anak kita ketika masuk jenjang SMA kita magangkan di dunia usaha dan industri. Saat ini kita kerja sama dengan Westin Hotel, Four Seasons Hotel – keduanya hotel bintang 5. Magangnya selama 6 bulan, seminggu 3 kali. Dari Selasa, Rabu, Kamis; jamnya 7.30-16.00. dari sanalah mereka dapat sertifikat dari hotel itu. Sehingga dengan bekal seperti itu. Begitu dia tamat dari SMA dia akan dengan mudah dapat bekerja di dunia usaha dan industri,” imbuh Edi seperti dilansir situs dit.PPKLK.

Edi memandang merupakan tugas sekolah untuk menyiapkan anak didik. Di samping itu nuansa untuk ABK semakin baik dengan adanya sekolah inklusi dan UU Nomor 8 Tahun 2016.

“Dengan adanya UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, dimana pemerintah memberi kesempatan yang luar biasa seluas-luasnya  kepada ABK dalam bidang pendidikan. Anak-anak bisa masuk selain Sekolah Luar Biasa, bisa inklusi. Untuk BUMN mereka harus mempekerjakan 2% ABK, perusahaan swasta 1%. Kalau ini diterapkan sesungguhnya memberikan dampak yang begitu luas bagi ABK. Saya yakin kalau instansi pemerintah dan swasta bersama-sama mau mentaati peraturan yang sudah ditetapkan tersebut. Saya pikir ke depan ABK tidak ada yang tidak bekerja lagi. Tugas kita sebagai penyelenggara pendidikan adalah bagaimana menyiapkan anak-anak didik kita agar nantinya setelah lulus mereka siap bekerja,” urai Edi.